RSS

Arsip Bulanan: September 2010

>APA YANG KITA KETAHUI TENTANG MASJID AL AQSA ?? (ASJID AL AQSA YANG SEBENARNYA)

>Masjidil Aqsha adalah kiblat pertama umat Islam sebelum akhirnya dipindahkan ke
Baitullah sekarang. DI tempat suci inilah Rasulullah SAW melakukan
Isra’ dan dari sana pula ia berangkat Mi’raj. Dalam hadits shahih
disebutkan sebagai salah satu daria tiga masjid yang dianjurkan untuk
diziarahi, yakni Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid Al Aqsha.

Bayt Al-Maqdis,Bait Al-Maqdis,Al-Quds,Quds,Not Jerusalem,Not Yershalim,Not Hierosolyma,Not Temple Mount
Saat ini, tahukah kalian bahwa dimanapun kalian berada di seluruh dunia
ini, pemandangan yang diperlihatkan pada banyak orang di seluruh media
di muka bumi ini yang dikatakan sebagai Masjid Al Aqsa sebenarnya adalah masjid DOME OF THE ROCK alias Masjid Kubah As-Sakhra?


Palestina pada tahun 1967, Zionis Yahudi menginvasi Palestina dengan
cara mendirikan negara Israel di atas Negara Palestina, dengan cara
menduduki Palestina. Israel yang dikuasai oleh orang-orang Yahudi ini,
mengusir bangsa Arab Muslimin yang mendiami tanah Palestina dan mulai
memporak-porandakan Masjidil Aqsha. Mereka perlakukan Masjidil Aqsha
dengan semena-mena, seperti membebaskan siapa saja untuk masuk ke dalam
masjid. Hingga tak jarang, terlihat pemandangan orang Yahudi yang
sedang berpacaran di dalam masjid atau para turis yang berkeliaran
dengan pakaian seadanya di lingkungan masjid. Pada tahun 1969, mimbar
megah yang dibuat oleh Shalahuddin Al Ayubi di dalam masjid (yang
dibuat oleh Shalahuddin Al Ayyubi setelah berhasil merebut kembali
Masjidil Aqsha dari tangan penjajah, guna memperingati Isra Mi’raj di
lingkungan masjid) dibakar oleh Yahudi. Peristiwa pembakaran mimbar
inilah yang kian meruncingkan barisan umat Muslim guna melawan Yahudi
dan mendorong umat Islam sedunia membentuk OKI. Pada tahun 1970,
Palestina akhirnya dikuasai sepenuhnya oleh
Zionis Israel.


Entah sejak kapan, berkembang sebuah fokus perhatian bahwa yang namanya
Masjid Al Aqsa yang diramaikan dan dianggap bersejarah oleh Ummat Islam
itu adalah masjid indah dengan Kubah Emas berbentuk segienam ini. Fokus
perhatian ini dikembangkan lewat gambar-gambar indah yang beredar,
lewat postcard-postcard yang beredar, juga gambar-gambar indah di
Kalender islami dan lewat buku-buku turisme. Inilah Masjid As-Shakhra
yang dimaksud dan sudah sangat terkenal tersebut.


Masjid Qubbatus Shakhrah (As-Shakhra) yang terlihat seperti gambar di
atas adalah masjid berkubah keemasan. Shakhrah artinya batu. Masjid
tersebut dibangun oleh salah satu Khalifah pada masa kekuasaan Bani
Umayyah, Abdul Malik bin Marwan. Tujuannya untuk menjaga batu (Shakhrah)
yang merupakan tempat Rasulullah berangkat melakukan mi’raj ke langit
bersama Malaikat Jibril as. Batu itu sendiri berasa dalam lingkaran (haram) Al Aqsha, dan bukan masjid itu sendiri. Masjid inilah yang sering diduga sebagai masjidil Aqsha.
Image Hosted by ImageShack.usImage Hosted by ImageShack.usImage Hosted by ImageShack.us 



Pada akhirnya, anak-anak muslim di seluruh dunia ini sering kali
dibingungkan dengan kedua masjid tersebut sehingga akhirnya mereka
memiliki referensi yang salah terhadap mana Masjid Al Aqsa yang
sebenarnya. Banyak orang yang pada akhirnya menyangka bahwa Masjid Al
Aqsa yang sebenarnya adalah masjid dengan Kubah Emas di atasnya, yang
berdiri tepat di samping tembok ratapan umat Yahudi. Tembok ratapan
umat Yahudi sendiri sesungguhnya adalah Tembok Buraq, yaitu tembok
tempat Rasulullah saw mengikat Buraq, kendaraannya ketika Isra Mi’raj.
Sekarang tembok ini dikuasai oleh Israel dan dijadikan Tembok Ratapan.



Bagaimana dengan Kalian sendiri? Bisakah Kalian lihat perbedaannya? Perhatikan gambar di bawah berikut ini:



Pada gambar di atas kalian melihat tembok yang memagari kompleks
masjidil Aqsha, yang biasa disebut Batas Lingkar Komplek Masjidil Aqsha
(Harom Masjid Al-Aqsha).
Yang disebut kompleks Al Aqsha adalah daerah yang ada di dalam pagar
kotak. Dulu pagar itu hanya terbuat dari tanah. Lalu, pada masa
khilafah Utsmaniyah, dibangun tembok karena takut kalau Yahudi
mencaplok kompleks (haromul) Masjid Al Aqsha tersebut.


Inilah masjid Al Aqsa yang bersejarah tersebut.

Dan inilah Masjid Al Aqsa tampak dari dekat dan dari depan.


Masjidil Aqsha adalah masjid kedua di muka bumi (berkubah hijau).
Dibangun oleh Nabi Adam setelah ia membangun Baitul Haram. Lalu
bangunannya roboh seiring dengan waktu. Kemudian dibangun kembali oleh
Nabi Dawud, dan disempurnakan oleh Nabi Sulaiman. Masjidil Aqsha inilah
yang terus menerus ingin dirobohkan oleh Yahudi, untuk mendirikan di
atasnya apa yang mereka dongengkan sebagai Haikal Sulaiman. Salah satu
caranya, dengan menyebarkan pengetahuan keliru kepada masyarakat bahwa
yang dimaksud dengan Masjidil Aqsha adalah Masjid Qubbah Shakhrah
(berkubah kuning) di sebelanya. Meskipun masjid itu masuk dalam
kompleks pagar (Harom) Masjidil Aqsha tapi bukan itu masjidnya.
Pada saat yang sama diam-diam Yahudi itu menggali Masjidil Aqsha yang sesungguhnya.


Sebelum kesalahanan berkembang pada Ummat Islam dan akhirnya tiada yang
menyadari bahwa Masjid Al Aqsa yang sebenarnya telah dihancurkan, ada
baiknya kita sebagai generasi Islam tetap hati-hati dan mengabarkan
kebenaran yang sebenarnya pada Ummat. Setidaknya, anak-anak kita tahu
dan tidak lagi ragu untuk menunjukkan yang manakah masjid Al Aqsa yang
asli. Yang benar adalah benar dan yang salah haruslah diperbaiki.

perdebatan, baik di kalangan muslim sendiri maupun di kalangan ilmuwan.

Kontroversi yang utama adalah tentang eksistensi Masjidil Aqsha. Awal Isra adalah dari Masjidil Haram atau Kabah di Mekkah. Apa yang ditulis dalam Quran adalah Muhammad melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Masjidil Aqsha memiliki arti ‘masjid terjauh’. Masjidil Aqsha yang kita kenal adalah berada di kompleks Al-Haram ash-Sharif –Temple Mount menurut Yahudi dan Nasrani– di Jerusalem. Selain Masjidil Aqsha di kompleks tersebut terdapat Qubbah As-Sakhrah atau Dome of the Rock. Dome of the Rock dibangun pada sekitar tahun 690M oleh kekhalifahan Umayyah, Abdul Malik bin Marwan, dan kemudian diikuti dengan pembangunan Masjidil Aqsha yang selesai pada tahun 710M.


Yang diperdebatkan adalah benarkah di kompleks tersebut kekhalifahan Umayyah membangun Masjidil Aqsha sebagaimana yang tertera dalam Quran sebagai tempat Nabi Muhammad SAW menuju dalam perjalanan malamnya di tahun 621M? Benarkah Masjidil Aqsha dalam Quran adalah Masjidil Aqsha di Jerusalem tersebut ??


Pendapat ilmuwan dan ahli sejarah yang sering terdengar ada dua, bahwa Masjidil Aqsha yang dibangun adalah pengejawantahan ayat Quran supaya menjadi nyata karena di tahun 621M di kompleks tersebut tidak ada bangunan masjid bernama Aqsha, dan pendapat yang kedua adalah bahwa Masjidil Aqsha yang tertera dalam Quran adalah Masjid Nabawi di Madinah yang dibangun oleh Rasulullah SAW ketika hijrah, hal ini pun masih dipertanyakan sebab Isra terjadi setahun sebelum Hijrah ke Madinah terjadi.

Wilayah Jerusalem termasuk ke dalam wilayah yang disebut West Bank atau Tepi Barat (sebutan dari PBB), sebuah wilayah yang secara de jure tidak dimiliki oleh negara manapun, wilayah lainnya adalah Jalur Gaza. Jalur Gaza dan Tepi Barat dihuni oleh orang-orang Palestina sebanyak 80 persen dan sisanya orang-orang Israel. Kaum dan negara yang berkepentingan terhadap tanah suci ini bersikukuh pada kepercayaannya, Israel ingin Palestina minggat dari tanah tersebut, juga sebaliknya Palestina ingin Israel keluar dari tanah suci tersebut.

Entah sampai kapan konflik Arab-Israel ini akan berakhir, mungkin memang tanah suci tersebut ditakdirkan menjadi arena peperangan, dan peperangan bukanlah sebuah berkah, sedangkan Masjidil Aqsha dalam Quran nyata jelas disebut dengan “Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya” yang mungkin pula bisa disimpulkan itu bukanlah tanah suci, mungkin hanya bukti sejarah keemasan arsitektur Islam yang menjadi alasan untuk dilestarikan. Wallahualam.

Selain kontroversi juga terselip propaganda yang menyesatkan seperti Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dengan mengendarai buraq, binatang berekor, bersayap, berkepala wanita. Buraq ini sering digambarkan dalam karya seni, namun hal tersebut adalah propaganda terhadap kiasan bahwa Muhammad adalah seorang ‘penunggang’ wanita. Dari rujukan Hadits Bukhari, “Suatu hari malaikat Jibril datang dan membawa Nabi, lalu dibedahnya dada Nabi dan dibersihkannya hatinya, diisinya dengan iman dan hikmah. Kemudian didatangkan buraq, ‘binatang’ berwarna putih yang langkahnya sejauh pandangan mata. Dengan buraq itu Nabi melakukan isra’ dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha” tidak disebutkan bahwa buraq itu berkepala wanita.
Image:Al aqsa moschee 2.jpg

Tentang Isra Miraj ada satu artikel yang ditulis oleh Imam A. M. Khattab di Islamic Center of Greater Toledo, Ohio, yang menyimpulkan untuk meyakini Isra dan Miraj terjadi karena nyata tertulis dalam Quran, sedangkan seperti apa prosesnya jelas sangat jauh dari alam pikiran manusia. Para ulama Muslim umumnya meyakini salah satu dari tiga pendapat berikut:

l-Masjid Al-Aqsa is often confused with Masjid Al-Qubba (As-Sakhra) but they are two totally different Masjids. Al-Masjid Al-Aqsa is the one that Allah (SWT) refers to in the first verses of Surat Al-Israa (Sura 17):

1. Glory to ((Allah)) Who did take His servant for a Journey by night from the Sacred Mosque to the Farthest Mosque, whose precincts We did bless,- in order that We might show him some of Our Signs: for He is the One Who heareth and seeth (all things).
2. We gave Moses the Book, and made it a Guide to the Children of Israel, (commanding): “Take not other than Me as Disposer of (your) affairs.”
3. O ye that are sprung from those whom We carried (in the Ark) with Noah! Verily he was a devotee most grateful.
Web Source: Islamic City


Al-Masjid Al-Aqsa is the second Masjid ever to be built for the sole worship of Allah (SWT). Throughout the ages it suffered many transformations and destruction. When Omar Ibn Al- Khattab (RA) entered Bayt Al-Maqdis in 15 AH (636 AD) he ordered that the area, where he believed the Masjid location has been, to be cleared to start the building of the initial structure of the Masjid. The actual building started in 18 AH (639 AD) and the Masjid was made out of timber. Abd Al-Malik Ibn Marwan (RahA) began the construction of Al-Masjid Al-Aqsa in its new shape and structure but it was his son Al-Walid (RahA) who completed it in 90 AH (708 AD). The present structure has remained essentially intact since it was last reconstructed in 424 AH (1033 AD) by Al-Khalifa Ath-Thaahir who did not alter it from its previous architecture; he only narrowed it on each of its east and west sides.

Following are two overviews of Al-Masjid Al-Aqsa as it has been since the time of Al-Khalifa Ath-Thaahir (RahA), click on each picture to see more aspects of this Great Masjid in greater detail.


A general southwest view of Al-Masjid Al-Aqsa


A view of Al-Masjid Al-Aqsa through one of the arches of Masjid Al-Qubba (As-Sakhra). Click on the picture to enjoy an aerial view of Al-Masjid Al-Aqsa along with Masjid Al-Qubba (As-Sakhra)!

CLICK HERE NOW PLEASE MASJID AL AQSA YANG SEBENARNYA.pps

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 30, 2010 inci Pengetahuan

 

>Misteri Kendaraan Buraq

>

Kalau dilihat dalam kamus bahasa, maka kita akan menemukan istilah “buraq” yang diartikan sebagai “Binatang kendaraan Nabi Muhammad Saw”, dia berbentuk kuda bersayap kiri kanan. Dalam pemakaian umum “buraq” itu berarti burung cendrawasih yang oleh kamus diartikan dengan burung dari sorga (bird of paradise).
Sebenarnya “buraq” itu adalah istilah yang dipakai dalam AlQur’an dengan arti “kilat” termuat pada ayat 2/19, 2/20 dan 13/2 dengan istilah aslinya “Barqu”.

Para sarjana telah melakukan penyelidikan dan berkesimpulan bahwa kilat atau sinar bergerak sejauh 186.000 mil atau 300 Kilometer perdetik. Dengan penyelidikan yang memakai sistem paralax, diketahui pula jarak matahari dari bumi sekitar 93.000.000 mil dan dilintasi oleh sinar dalam waktu 8 menit.
Jarak sedemikian besar disebut 1 AU atau satu Astronomical Unit, dipakai sebagai ukuran terkecil dalam menentukan jarak antar benda angkasa. Dan kita sudah membahas bahwa Muntaha itu letaknya diluar sistem galaksi bimasakti kita, dimana jarak dari satu galaksi menuju kegalaksi lainnya saja sekitar 170.000 tahun cahaya. Sedangkan Muntaha itu sendiri merupakan bumi atau planet yang berada dalam galaksi terjauh dari semua galaksi yang ada diruang angkasa.

Amatlah janggal jika kita mengatakan bahwa buraq tersebut dipahami sebagai binatang atau kuda bersayap yang dapat terbang keangkasa bebas. Orang tentu dapat mengetahui bahwa sayap hanya dapat berfungsi dalam lingkungan atmosfir planet dimana udara ditunda kebelakang untuk gerak maju kemuka atau ditekan kebawah untuk melambung keatas.
Udara begitu hanya berada dalam troposfir yang tingginya 6 hingga 16 Km dari permukaan bumi, padahal buraq itu harus menempuh perjalanan menembusi luar angkasa yang hampa udara dimana sayap tak berguna malah menjadi beban. Dengan kecepatan kilat maka binatang kendaraan itu, begitu juga Nabi yang menaiki, akan terbakar dalam daerah atmosfir bumi, sebaliknya ketiadaan udara untuk bernafas dalam menempuh jarak yang sangat jauh sementara itu harus mengelakkan diri dari meteorities yang berlayangan diangkasa bebas.
Semua itu membuktikan bahwa Nabi Muhammad Saw bukanlah melakukan perjalanan mi’rajnya dengan menggunakan binatang ataupun hewan bersayap sebagaimana yang diyakini oleh orang selama ini.

Penggantian istilah dari Barqu yang berarti kilat menjadi buraq jelas mengandung pengertian yang berbeda, dimana jika Barqu itu adalah kilat, maka buraq saya asumsikan sebagai sesuatu kendaraan yang mempunyai sifat dan kecepatannya diatas kilat atau sesuatu yang kecepatannya melebihi gerakan sinar.

Menurut akal pikiran kita sehari-hari yang tetap tinggal dibumi, jarak yang demikian jauhnya tidak mungkin dapat dicapai hanya dalam beberapa saat saja. Untuk menerobos garis tengah jagat raya saja memerlukan waktu 10 milyard tahun cahaya melalui galaksi-galaksi yang oleh Garnow disebut sebagai fosil-fosil jagad raya dan selanjutnya menuju alam yang sulit digambarkan jauhnya oleh akal pikiran dan panca indera manusia dengan segala macam peralatannya, karena belum atau bahkan tidak diketahui oleh para Astronomi, galaksi yang lebih jauh dari 20 bilyun tahun cahaya. Dengan kata lain mereka para Astronom tidak dapat melihat apa yang ada dibalik galaksi sejauh itu karena keadaannya benar-benar gelap mutlak.
Untuk mencapai jarak yang demikian jauhnya tentu diperlukan penambahan kecepatan yang berlipat kali kecepatan cahaya. Sayangnya kecepatan cahaya merupakan kecepatan yang tertinggi yang diketahui oleh manusia sampai hari ini atau bisa jadi karena parameter kecepatan cahaya belum terjangkau oleh manusia.

Dalam AlQur’an kita jumpai betapa hitungan waktu yang diperlukan oleh para malaikat dan ruh-ruh orang yang meninggal kembali kepada Tuhan:
Naik malaikat-malaikat dan ruh-ruh kepadaNya dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.
(QS. 70:4)

Ukuran waktu dalam ayat diatas ada para ahli yang menyebut bahwa angka 50 ribu tahun itu menunjukkan betapa lamanya waktu yang diperlukan penerbangan malaikat dan Ar-Ruh untuk sampai kepada Tuhan.
Namun bagaimanapun juga ayat itu menunjukkan adanya perbedaan waktu yang cukup besar antara waktu kita yang tetap dibumi dengan waktu malaikat yang bergerak cepat sesuai dengan pendapat para ahli fisika yang menyebutkan “Time for a person on earth and time for a person in hight speed rocket are not the same”, waktu bagi seseorang yang berada dibumi berbeda dengan waktu bagi orang yang ada dalam pesawat yang berkecepatan tinggi.
Perbedaan waktu yang disebut dalam ayat diatas dinyatakan dengan angka satu hari malaikat berbanding 50.000 tahun waktu bumi, perbedaan ini tidak ubahnya dengan perbedaan waktu bumi dan waktu elektron, dimana satu detik bumi sama dengan 1.000 juta tahun elektron atau 1 tahun Bima Sakti = 225 juta tahun waktu sistem solar.

Jadi bila malaikat berangkat jam 18:00 dan kembali pada jam 06.00 pagi waktu malaikat, maka menurut perhitungan waktu dibumi sehari malaikat = 50.000 tahun waktu bumi. Dan untuk jarak radius alam semesta hingga sampai ke Muntaha dan melewati angkasa raya yang disebut sebagai ‘Arsy Ilahi, 10 Milyard tahun cahaya diperlukan waktu kurang lebih 548 tahun waktu malaikat.
Namun malaikat Jibril kenyataannya dalam peristiwa Mi’raj Nabi Muhammad Saw itu hanya menghabiskan waktu 1/2 hari waktu bumi /maksimum 12 Jam/ atau = 1/100.000 tahun Jibril.

Kejadian ini nampaknya begitu aneh dan bahkan tidak mungkin menurut pengetahuan peradaban manusia saat ini, tetapi para ilmuwan mempunyai pandangan lain, suatu contoh apa yang dikemukakan oleh Garnow dalam bukunya Physies Foundations and Frontier antara lain disebutkan bahwa jika pesawat ruang angkasa dapat terbang dengan kecepatan tetap /cahaya/ menuju kepusat sistem galaksi Bima Sakti, ia akan kembali setelah menghabiskan waktu 40.000 tahun menurut kalender bumi. Tetapi menurut sipengendara pesawat /pilot/ penerbangan itu hanya menghabiskan waktu 30 tahun saja. Perbedaan tampak begitu besar lebih dari 1.000 kalinya.

Contoh lain yang cukup populer, yaitu paradoks anak kembar, ialah seorang pilot kapal ruang angkasa yang mempunyai saudara kembar dibumi, dia berangkat umpamanya pada usia 0 tahun menuju sebuah bintang yang jaraknya dari bumi sejauh 25 tahun cahaya. Setelah 50 tahun kemudian sipilot tadi kembali kebumi ternyata bahwa saudaranya yang tetap dibumi berusia 49 tahun lebih tua, sedangkan sipilot baru berusia 1 tahun saja. Atau penerbangan yang seharusnya menurut ukuran bumi selama 50 tahun cahaya pulang pergi dirasakan oleh pilot hanya dalam waktu selama 1 tahun saja.
Dari contoh-contoh diatas menunjukkan bahwa jarak atau waktu menjadi semakin mengkerut atau menyusut bila dilalui oleh kecepatan tinggi diatas yang menyamai kecepatan cahaya.

Kembali pada peristiwa Mi’raj Rasulullah bahwa jarak yang ditempuh oleh Malaikat Jibril bersama Nabi Muhammad dengan Buraq menurut ukuran dibumi sejauh radius jagad raya ditambah jarak Sidratul Muntaha pulang pergi ditempuh dalam waktu maksimal 1/2 hari waktu bumi (semalam) atau 1/100.000 waktu Jibril atau sama dengan 10-5 tahun cahaya, yaitu kira-kira sama dengan 9,46 X 10 -23 cm/detik dirasakan oleh Jibril bersama Nabi Muhammad (bandingkan dengan radius sebuah elektron dengan 3 X 19-11 cm) atau kira-kira lebih pendek dari panjang gelombang sinar gamma.

Nah, Barkah yang disebut dalam Qur’an yang melingkupi diri Nabi Muhammad Saw adalah berupa penjagaan total yang melindungi beliau dari berbagai bahaya yang dapat timbul baik selama perjalanan dari bumi atau juga selama dalam perjalanan diruang angkasa, termasuk pencukupan udara bagi pernafasan Rasulullah Saw selama itu dan lain sebagainya.
Jadi, sekarang kita bisa mendeskripsikan tentang kendaraan bernama Buraq ini sedemikian rupa, apakah dia berupa sebuah pesawat ruang angkasa yang memiliki kecepatan diatas kecepatan sinar dan kecepatan UFO ?
Ataukah dia berupa kekuatan yang diberikan Allah kepada diri Rasulullah Saw sehingga Rasul dapat terbang diruang angkasa dengan selamat dan sejahtera, bebas melayang seperti seorang Superman?

Sebagai suatu wahana yang sanggup membungkus dan melindungi jasad Rasulullah sedemikian rupa sehingga sanggup melawan/mengatasi hukum alam dalam hal perjalanan dimensi. Sekaligus didalamnya tersedia cukup udara untuk pernafasan Nabi Muhammad Saw dan penuh dengan monitor-monitor yang memungkinkan Nabi untuk melihat keluar ataupun juga monitor-monitor yang bersifat “Futuristik”, yaitu monitor yang memberikan gambaran kepada Rasulullah mengenai keadaan umatnya sepeninggal beliau nantinya.

Bukankah ada banyak juga hadist shahih yang mengatakan bahwa selama perjalanan menuju ke Muntaha itu Nabi Muhammad Saw telah diperlihatkan pemandangan-pemandangan yang luar biasa? Apakah aneh bagi Anda jika Nabi Muhammad Saw telah diperlihatkan oleh Allah (melalui monitor-monitor futuristik tersebut) terhadap apa-apa yang akan terjadi dikemudian hari? Apakah Anda akan mengingkari bahwa jauh setelah sepeninggal Rasul ada banyak sekali manusia-manusia yang mampu meramalkan ataupun melihat masa depan seseorang ?

Dalam dunia komputer kita mengenal virtual reality (VR) yaitu penampakan alam nyata ke dalam dimensi multimedia digital yang sangat interaktif sehingga bagaikan keadaan sesungguhnya. Apakah tidak mungkin Rasulullah telah merasakan fasilitas VR dari Allah Swt untuk mempresentasikan kepada kekasihNya itu surga dan neraka yang dijanjikanNya?
Anda pasti pernah mendengar sebutan “Paranormal” bukan? Jika anda mempercayai semua itu, maka apalah susahnya bagi anda untuk mempercayai bahwa hal itupun terjadi pada diri Rasulullah Saw, hanya saja bedanya bahwa semua itu merupakan gambaran asli dari Allah Swt yang sudah pasti kebenarannya tanpa bercampur dengan hal-hal yang batil. Hal ini juga bisa kita buktikan dengan banyaknya ramalan-ramalan Nabi terhadap keadaan umat Islam setelah beliau tiada dan menjadi kenyataan tanpa sedikitpun meleset? Darimana Rasulullah dapat melakukannya jika tidak diperlihatkan oleh Allah sebelumnya ?

Allah memberikan kebijaksanaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.
(QS. 2:269)

Hikmah dalam ayat 2:269 dan ayat-ayat lainnya, saya artikan sebagai kebijaksanaan yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hambaNya, kebijaksanaan ini berarti sangat luas, baik dalam bidang ilmu pengetahuan dunia atau akhirat, sebagai perwujudan dari Rahman dan RahimNya.

Didalam Hadist disebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw berangkat ke Muntaha dengan ditemani oleh malaikat Jibril yang didalam AlQur’an surah 53:6 dikatakan memiliki akal yang cerdas. Dan dalam perjalanan itu Nabi diberikan kendaraan bernama Buraq yang kecepatannya melebihi kecepatan sinar. Selanjutnya selama perjalanan Nabi banyak bertanya kepada malaikat Jibril tentang apa-apa yang diperlihatkan oleh Allah kepadanya, ini menunjukkan bahwa Nabi dan Jibril berada dalam jarak yang berdekatan. Tidak mungkinkah Jibril ini yang mengemudikan Buraq untuk menuju ke Muntaha? Dalam kata lain, Jibril sebagai pilot dan Muhammad sebagai penumpang?

Bukankah Muhammad sendiri baru pertama kali itu mengadakan perjalanan ruang angkasa, sementara Jibril telah ratusan atau bahkan jutaan kali melakukannya didalam mengemban wahyu yang diamanatkan oleh Allah? Jika dikatakan Nabi sebagai pilot, dari mana Nabi mengetahui arah tujuannya berikut tata cara pengemudian Buraq ini, apalagi ditambah dengan banyaknya visi-visi alias Virtual Reality yang diberikan oleh Allah kepada beliau selama perjalanan dan mengharuskannya mengajukan beragam pertanyaan kepada Jibril? Namun jika kita kembalikan pada pendapat saya semula bahwa Jibril dalam hal ini berlaku sebagai pilot dan Nabi sebagai penumpang, maka semua pertanyaan dan keraguan yang timbul akan hilang.

Dalam hal ini Jibril adalah pilot terbang berpengalaman, ia juga sangat cerdas, sementara atas diri Nabi sendiri sudah diberikan oleh Allah Barqah disekeliling beliau, sehingga setiap perubahan yang terjadi dalam perjalanan, seperti goyangnya pesawat, tekanan gravitasi yang hilang, udara dan lain sebagainya tidak akan berpengaruh apa-apa pada diri Nabi yang mulia ini. Dan keadaan yang tanpa pengaruh apa-apa itu memungkinkan bagi Nabi untuk mengadakan pertanyaan-pertanyaan atas visi-visi yang dilihatnya itu sekaligus dapat melihatnya secara jelas/Virtual Reality .

Kembali pada Jibril yang senantiasa meminta izin didalam memasuki setiap lapisan langit kepada malaikat penjaga, itu dikarenakan bahwa mereka tidak mengenali Jibril yang berada didalam Buraq itu, sehingga begitu Jibril menjawab, mereka baru bisa mengenali suaranya dan melakukan pendeteksian secara visi keadaan dalam Buraq sehingga nyatalah bahwa yang datang itu benar-benar Jibril.

Didalam Hadist juga disebutkan bahwa malaikat penjaga langit itu juga menanyakan tentang identitas sosok manusia yang dibawa oleh malaikat Jibril, yang tidak lain dari Rasulullah Muhammad Saw. Dan dijelaskan oleh Jibril bahwa Rasulullah Saw diutus oleh Allah dan telah pula diperintahkan untuk naik ke Muntaha. (Hadist mengenai ini diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dan dinyatakan oleh jumhur ulama dari ahlussunnah sebagai Hadist yang shahih).

Hal ini memang berkesan lucu bagi sebagian orang, apalagi mengingat bahwa Nabi adalah manusia yang paling mulia yang mendapatkan kedudukan terhormat yang bisa dibuktikan dengan bersandingnya nama Allah dan nama beliau dalam dua buah khalimah syahadat yang tidak boleh dicampuri, ditambah atau dikurangi dengan berbagai nama lain karena tiada hak bagi makhluk lainnya mencampuri masalah ini. Namun justru disinilah letak kebesaran Tuhan. Semuanya sengaja dipertunjukkan secara ilmiah kepada Nabi agar beliau dapat membuktikan sendiri betapa ketatnya penjagaan langit itu sebenarnya.

Seperti yang sudah dibahas di halaman artikel “Kajian Israk Miqraj” bahwa Muntaha itu terletak digalaksi terjauh, dimana Adam dulunya diciptakan dan ditempatkan pertama kali bersama Hawa. Tetapi sejak Adam bersama istrinya dan juga Jin serta Iblis diusir oleh Allah dari sana, maka penjagaan terhadap tempat tersebut diperketat sedemikian rupanya, sehingga tidak memungkinkan siapapun juga kecuali para malaikat untuk dapat memasukinya, seperti yang termuat dalam ayat ke-8,9 dan 10 dari surah 72:
“…Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu.” (QS. 72:9)
“…kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api.” (QS. 72:8)
“…Tetapi sekarang barang siapa yang mencoba mendengarkan tentu akan menjumpai panah api yang mengintai.” (QS. 72:9)

Dalam hal ini bisa diasumsikan bahwa yang disebut dengan lapisan langit pada Muntaha itu adalah berupa planet-planet yang terdekat dengan “bumi-muntaha”, hal ini saya hubungkan dengan pernyataan Qur’an pada surah 72:9 bahwa Jin atau Iblis itu dapat menduduki beberapa tempat. Mampu menduduki tempat disana artinya mampu berdiam ditempat tersebut, dan karena tempat itu ganda (beberapa tempat), maka jelas tempat itu bukan Muntaha itu sendiri, namun tempat yang terdekat dari Muntaha.
Sesuai dengan kajian saya sebelumnya, bahwa Muntaha itu berupa bumi yang disekitarnya juga terdapat planet-planet, maka planet-planet itulah tempat atau posisi para syaithan itu berdiam dahulunya untuk mencuri dengar berita-berita langit.

Muntaha sendiri berarti “Dihentikan” atau bisa juga kita tafsirkan sebagai tempat terakhir dari semua urusan berlabuh. Tempat yang menjadi perbatasan segala pencapaian kepada Tuhan.
Sidrah berarti “Teratai” yaitu bunga yang berdaun lebar, hidup dipermukaan air kolam atau telaga. Uratnya panjang mencapai tanah dasar air tersebut. Bilamana pasang naik, teratai akan ikut naik, dan bila pasang surut diapun akan turun, sementara uratnya tetap terhujam pada tanah dasar tempatnya bertumbuh.

Teratai yang berdaun lebar menyerupai keadaan planet yang memiliki permukaan luas, sungguh harmonis untuk tempat kehidupan makhluk hidup. Teratai berurat panjang mencapai tanah dasar dimana dia tumbuh tidak mungkin bergerak jauh, menyerupai keadaan planet yang selalu berhubungan dengan matahari darimana dia tidak mungkin bergerak jauh dalam orbit zigzagnya dari garis ekliptik. Dan air dimana teratai berada menyerupai angkasa luas dimana semua planet yang ada mengorbit mengelilingi matahari.
Turun naik teratai dipermukaan air berarti orbit planet mengelilingi matahari berbentuk oval, bujur telur, dimana ada titik Perihelion yaitu titik terdekat pada matahari yang dikitarinya, begitupula ada titik Aphelion, titik terjauh dari matahari. Sewaktu planet berada di Aphelionnya dia bergerak lambat. Keadaan gerak demikian membantu kestabilan orbit setiap planet yang mulanya hanya didasarkan atas kegiatan magnet yang dimilikinya saja.

Allah sendiri tidak berposisi di Muntaha, meskipun Muntaha itu merupakan planet terjauh dan terpinggir dalam bentangan alam semesta sekaligus sebagai dimensi tertinggi, dimana mayoritas malaikat berada disana sembari memuji dan bertasbih kepada Allah, ia hanyalah sebagai suatu tempat ciptaan Allah yang pada hari kiamat kelak akan dileburkan pula dan semua isinya, termasuk para malaikat itu akan mati kecuali siapa yang dikehendakiNya saja (QS. 27:87), hanya Allah sajalah satu-satunya dimensi Tertinggi yang kekal dan abadi (QS. 2:255).

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 30, 2010 inci Misteri

 

>Menjadi Kaya cara nabi Sulaiman

>Mari memikirkan asal muasal seseorang menjadi kaya..

Apakah orang menjadi kaya karena berkat dari Tuhan ?
Rasanya betul…
bukankah kitab suci agama apapun selalu mengatakan bahwa kekayaan adalah rahmat Ilahi.

Tapi banyak loh orang yang sangat bertaqwa tapi tidak kaya…

Apakah kekayaan datang dari kerja keras dan berusaha ?
Pasti betul !

Namun banyak sekali orang yang sudah bekerja keras seumur hidup namun tidak kaya2 juga…

Mungkin kalau mau kaya, seseorang harus “berdoa sambil bekerja” Ora et Labora…
Ini juga anjuran yang baik,

Tapi kalau kita lihat kenyataannya, banyak sekali orang yg rajin berdoa dan rajin bekerja, namun tidak kaya2 juga…

Melihat kenyataan2 itu akhirnya banyak orang yang pesimis dengan kekayaan, lalu mulai membenci orang2 kaya…

Benarkah orang2 kaya mendapatkan kekayaannya dari kejahatan ?

ada yang begitu, namun banyak yang tidak.

Bukankah Ibrahim dan Sulaiman kaya raya ?

Nah kalau kita pelajari asal muasal nabi Sulaiman menjadi :
—Orang Terkaya sepanjang sejarah umat manusia—

Maka akan terungkap satu rahasia besar Kekayaan Sulaiman, yaitu :

1. Kekayaan haruslah : Bukan tujuan hidup yang terutama.
2. Tujuan hidup yang harus diperjuangkan adalah mencari Kebijaksanaan (termasuk Kepandaian, Kebenaran dan Ilmu Pengetahuan)
3. Setelah kita memperoleh Pengetahuan, maka kekayaan otomatis mengikuti kemanapun kita pergi.

Dengan kunci ini maka semua kenyataan didunia menjadi KLOP, masuk akal.

Lihatlah sekeliling kita, orang kaya adalah orang yg mengetahui “sesuatu” yang tidak kita ketahui.

Pengetahuan (sesedikit apapun) bisa menghidupi sesorang.

Misalnya,
Seorang tukang Pecel punya pengetahuan yang lebih dari kita,
(yaitu Pengetahuan membuat Pecel yang enak).

Karena pengetahuan inilah dia memperoleh penghasilan,
uang pindah dari kantong kita ke kantongnya karena kita butuh pecel bikinannya yang jauh lebih enak daripada pecel bikinan kita sendiri.

Tuhan menaruh kebijaksanaan/pengetahuan didalam semua bidang.

Bikin Pecel ada ilmunya, bikin rumah ada ilmunya, bikin mobil ada ilmunya, dagang ada ilmunya.

Disemua bidang ada bijaksananya.

Orang yang mendalami suatu bidang dan terus menggali kebijaksanaan didalam bidang tersebut, akan semakin ahli dan semakin dihargai.
Otomatis akan semakin dibutuhkan orang lain.

Orang yang sangat dibutuhkan orang lain pasti akan semakin Kaya.

Tahukan anda berapa bayaran seorang dokter ahli bedah ?
untuk sekali operasi saja bisa puluhan juta masuk kantongnya…

Itu karena dia sangat dibutuhkan oleh orang2 sakit.
Itu karena dia telah belajar begitu banyak dan begitu mendalami bidangnya.

Dia tahu apa yang orang lain tidak tahu.

Kalau kekayaan adalah tujuan utama hidup kita,
maka kemungkinan besar kita akan jatuh kedalam berbagai macam jerat dan jebakan.

Orang yang ingin cepat kaya, tidak sabar kalau harus belajar tekun dan pelan2 menimba ilmu.
Nyontek atau beli ijasah atau masuk sekolah tak bermutu agar dapat cepat bekerja, cepat cari uang.

Setelah bekerja, ia tak dihargai orang karena tak berilmu, maka kantongnya cekak.
Ia mulai Korupsi, mencuri, menipu, berjudi dll…

Beda dengan orang yang betul2 mencintai Ilmu.

Saya sudah melihat sendiri, orang2 disekitar saya yang paling sukses adalah mereka yang sangat tekun belajar dan mengejar ilmu.

Tidak perlu jadi orang yang serba tahu dan serba pandai.

Cukup perdalam bidang kita saja dan tak pernah berhenti belajar.

Kekayaan akan mengikuti kemanapun kita berjalan.

note,
Bagi yang belum tahu kisah nabi Sulaiman…
“Tuhan berjanji pada Sulaiman bahwa Ia akan mengabulkan APAPUN yang diminta oleh sulaiman”

Dan tahukah anda apa yang diminta oleh Sulaiman ?

Ia tidak minta kekayaan, tidak minta kekuasaan, tidak minta umur panjang, kesehatan dll…

Ia minta KEBIJAKSANAAN.

Mendengar hal ini, Tuhan langsung memuji dirinya.
Selain Memberikan KEBIJAKSANAAN,
Tuhan juga memberinya Kekayaan dan Kejayaan.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 30, 2010 inci Amar ma'ruf

 

>Menjadi santun,dewasa dan Bijak

>

posting tulisan ttg dunia psikologi jadi hoby baru buat aq, sekaligus pmbelajaran utk mengenal berbagai macam karakter org2 yang ad d sekitar qt,… manusia2 yang menjadi teman di kehidupan qt diciptakan bermcam2 tipe dan pembawaannya, ad yang lemah lembut, baik hati,sabar,care, punya byk temen, n dicintai org2 di sekitarnya,this is the treasure, ad pula yang biasa2 aj, datar n cenderung pendiam, g ad keistimewaan pada tingkah lakunya, this is the present, tapi ad pula yang kasar, keras kepala, n semauanya sendiri, this is the reject. Berbagai karakter tersebut tentu akan diikuti oleh kelemahannya masing2, dan itu tidak akan menjadi halangan bagi qt utk bersosialisasi dg byk org, asalkan qt bisa bersikap dewasa, santun dan bijak.

Menjadi tua adalah suatu keharusan, tetapi menjadi dewasa adalah suatu pilihan. Begitupun menjadi seorang bijak, adalah pilihan yand didasarkan atas
Kedewasaan, pengalaman hidup dan kematangan dalam berfikir

mengacu pada kutipan di atas, maka sudah dapat dilihat kalo sebuah kedewasaan tidak selalu didapatkan pada tiap manusia, karena dewasa merupakan pilihan, ada kalanya pilihan tu sengaja tidak diambil, tidak mampu untuk mengambil, ato tidak ingin mengambilnya….ad byk faktor yang mempengaruhinya. Kedewasaan bukan diukur dari tingkat kepintarannya, tingkat prestasinya, atau tingkat usianya. Kedewasaan diukur dari responnya dalam menghadapi masalah. Ada bermacam2 reaksi org ketika berhadapan dengan masalah. Ada yang langsung bingung, kalang kabut,marah2, dan tiba2 pusing. Ada yang diam aja, tenang & berfikir (belum tentu dia berfikir, sapa tau emng dasarnya ga mudeng sama msalahnya…hehehehe, just kidding), ada pula yang tenang, dan lagsg bisa mnyikapinya dengan baik.Lalu,seperti ap sih sikap terbaik yang harus qt tunjukkan ketika menghadapi masalah???
1.stay cool.(tetaplah tenang).
sikap tenang dalam diri lebih bermanfaat daripada sikap spontanitas, apalagi spontanitas yang berujung negatif, seperti marah2, dan membanting barang2.Orang yang bersikap tenang tidak akan banyak mengeluh dan tidak gelisah,dia akan bersabar dengan apa yang dia terima. Tenang merupakan sikap awal yang dapat mengantarkan qt untuk selalu berpikir jernih ketika menerima masalah.
2.berpikir jernih.
sikap ini penting karena dengan berpikir jernih maka qt akan menjadi tau apa yang menjadi akar permasalahan. Kalo akarnya udah ketauan ya tinggal dicabut aja biar g semakin merajalela….agar bisa berpikir jernih, maka dibutuhkan pemikiran yang tidak berasal dari satu sudut pandang saja, mendengarkan kata hati sendiri itu boleh, namun jangan dijadikan prioritas karena akan menuntun ke arah sifat ego yang tinggi. Dengarkan pemikiran teman2, sahabat, keluarga, dan org2 terdekat yang dapat dipercaya.
3.Turunkan ego dan emosi.
Ego yang tinggi akan membawa ke derajat emosi yang tinggi. Kenapa?? karena sikap ego yang dimiliki akan menyebabkan seseorang selalu merasa paling benar, jika itu terjadi, maka ia tidak akan mau mendengarkan nasihat org2 di sekitarnya.Turunkan ego dalam diri agar emosi yang timbul semakin mereda. menurunkan ego dapat dengan banyak cara. salah satunya adalah diam….jangan pernah mencoba mencari penyelesaian masalah saat ego sedang tinggi, karena akan lebih byk dampak buruknya dari pada dampak baik bg pihak2 yang bersangkutan.
4. Berkacalah
Manusia diciptakan satu paket dengan kekurangan dan kelebihannya. maka berkacalah untuk melakukan intropeksi. itu akan membuat qt semakin mengenali diri qt sehingga melatih qt untuk dapat menempatkan diri dengan tepat di lingkungan masyarakat.
5.Jika tidak dapat bertutur kata dengan baik maka diamlah.
Tutur kata, bahasa yang baik, menunjukkan derajat perilaku qt di hadapan masyarakat.Kata2 yang menyakiti, menghakimi, akan membuat pendengarnya menjadi sakit hati dan menghalangi qt untuk mengutarakan maksud qt. Jangan pernah mencaci atau mengumpat org lain. Sudah pasti jelas , kalo qt mengumpat atau mencaci org lain justru akan membuat masalah semakin keruh.
6.Belajarlah dari Pengalaman
Pengalaman adalah guru yang terbaik.dengan belajar dari penglaman2 maka qt akan semakin peka terhadap setiap masalah dan menghindarkan qt untuk terjebak dalam masalah yang sama. hanya orang bodoh yang jatuh ke lobang yang sama karena dy tidak segera belajar dari kesalahannya…

Orang bijak selalu belajar dari pengalaman, merenung dan introspeksi diri tanpa membodoh-bodohkan orang lain, karena tidak ada orang yang mulia tanpa melalui suatu kebodohan yang pernah dijalankan. Mengenal diri adalah kunci hidup suatu ketenangan batin, memahami kesalahan adalah suatu keberhasilan sedangkan memaafkan kesalahan orang lain, adalah suatu kemuliaan. Jangan lupa untuk selalu berkata santun sebagai bentuk hormat kita kepada orang lain.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 30, 2010 inci Tulisan

 

>Ratu balqis

>

Di antara sekian banyak kisah dalam Al-Quran, tersebutlah kisah Ratu Saba’ dan masyarakatnya yang hidup di zaman kenabian Nabi Sulaiman.

Kerajaan Saba

Kerajaan Saba merupakan salah satu kerajaan kuno terbesar di daerah Yaman yang hadir pada jauh sebelum Masehi dan sebelum Islam disebarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Ibu kotanya adalah Ma’rib, sebuah kota di dekat Sana’a,ibukota Yaman sekarang. Saking besarnya kekuasaan kerajaan ini, para sejarawan menyimpulkan bahwa luas daerah wilayahnya lebih luas dari wilayah Yaman sekarang. Banyak ahli yang menyebutkan bahwa Habasyah yang sekarang dikenal dengan Etiopia dahulunya masuk ke dalam kawasan kekuasaan kerajaan Saba.
Yang menjadikan kerajaan ini masuk ke dalam catatan sejarah Al-Quran adalah adanya salah satu ratu yang memerintahnya.Balqis. Namun banyak di antara ahli tafsir yang mengatakan bahwa nama tersebut masuk ke kalangan umat Islam dengan media israiliyyaat, dongeng turun temurun orang Israel yang mereka akui bersumber dari kitab Taurat.


Ratu Saba’

Terlepas dari hal itu, Balqis menjadi orang ketujuh-belas yang memerintah kerajaan Saba’. Yang memerintah sebelumnya adalah ayahnya, raja Hadhad bin Syarhabil. Para sejarawan berasumsi bahwa Balqis menaiki tahta menggantikan ayahnya disebabkan tidak adanya anak putra yang dilahirkan untuk menggantikannya.
Dalam masa pemerintahannya sebagai kepala kerajaan, Balqis banyak menerima cobaan dan ujian berat. Semua itu kelak membuktikan kepiawaiannya sebagai ratu yang berhak dan berkompeten untuk memimpin kaum dan rakyatnya. Pada awal diangkatnya sebagai ratu, para ahli dan pembesar kaumnya meingingkari kepemimpinan seorang wanita. Belum lagi hasrat yang dipendam oleh raja-raja di sekitar Saba untuk menaklukkan dan menguasai kerajaan ini. Salah satunya adalah raja ‘Amr bin Abrahah yang dijuluki dengan Dzul Adz’ar.
Maka datanglah Dzul Adz’ar dengan segenap bala tentaranya untuk menaklukkan kerajaan Saba’ dan menawan ratunya. Namun berkat kelihaian dan pengawasan yang tajam yang dimiliki Balqis, dia berhasil lolos dan kabur.Dzul Adz’ar tewas dengan gorokan pisau di lehernya. Dan semenjak itu Balqis memerintah kaumnya dengan penuh hikmah, adil dan bijaksana. Dalam kekuasaannya, Saba meraih kegemilangan. Salah satu capaian yang diukir oleh Balqis adalah direnovasinya bendungan yang terkenal sad Ma’rib. Nama kerajaan ini menjadi terkenal di kawasan Arabia dan sebagian Eropa. Dalam sejarah Yunani kuno disebutkan bahwa pada zamannya terjadi transaksi perdagangan di antara tajir-tajir Saba dan Yunani. Bahkan para pedagang Yunani yang telah mengunjungi kerajaan Saba menyebutkan bahwa masyarakat Saba merupakan masyarakat berperadaban paling maju di era itu.
Ratu Saba dan Nabi Sulaiman
Pada saat kerajaan Saba di bawah pemerintahan ratunya sedang berada dalam puncak kegelimangan, Nabi Sulaiman alaihissalam telah menjadi salah satu raja terkenal di antara bani Israil di kawasan Palestina (Syam). Sulaiman dikaruniai Allah kemampuan untuk berkomunikasi dan menaklukkan golongan hewan dan jin. Oleh karena itu tidak mengherankan jika dari skala bala tentara, jumlah yang dimiliki Sulaiman lebih besar daripada bala tentara Saba.

Kisah ini tersebut dalam firman Allah surat An-Naml ayat 20-44.

Alkisah –dalam sebuah penafsiran- bahwa pada suatu kesempatan Nabi Sulaiman mengutus burung Hudhud untuk mencari sumber air tambahan. Lama tak kembali ternyata Hudhud sampai ke daerah Yaman dan menemukan sebuah kaum (rakyat Saba) yang diperintah oleh seorang ratu. Yang menarik perhatian Hudhud adalah ketika dilihatnya kaum ini musyrik dengan menyembah matahari.

Nabi Sulaiman naik pitam sebab keterlambatan ini dan berjanji akan menghukum Hudhud sesegeranya ia tiba, kecuali Hudhud terlambat dengan alasan yang masuk akal. Maka berkata Hudhud sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:


Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri
Saba suatu berita penting yang diyakini” Q.S. An-Naml: 22
“Sungguh, kudapati yang memerintah mereka ,dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar” ” Q.S. An-Naml: 23
“Aku dapati dia dan kaumnya menyembah matahari,bukan kepada Allah dan setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka,sehingga menghalangi mereka dari jalan Allah,maka mereka tidak mendapat petunjuk” ” Q.S. An-Naml: 24
“Mereka (juga) tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan yang kamu nyatakan” ” Q.S. An-Naml: 25
“Allah,tidak ada Tuhan melainkan Dia,Tuhan yang mempunyai ‘Arasy yang agung” ” Q.S. An-Naml: 26


Nabi Sulaiman yang terkenal dengan kematangan akal dan hikmahnya tidak merespon kecuali dengan berkata:
“Akan kita lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta”. ” Q.S. An-Naml: 27
Lalu Nabi Sulaiman mengirimkan sebuah surat kepada Balqis ratu Saba yang berisi ajakan untuk hanya menyembah Allah S.W.T.

Isi surat Nabi Sulaiman ini tertera dalam Quran sebagai berikut:

“Dari SuIaiman dan sesungguhnya dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”” Q.S. An-Naml: 30-31


Balqis dan Musyawarah

Manakala ratu Balqis menerima dan membaca surat dari Sulaiman, segera ia kumpulkan para menteri dan para pembesar di antara kaumnya. Balqis meminta agar mereka memusyawarahkan perihal surat Sulaiman ini. Hal ini diabadikan oleh Al-Quran sebagaimana Balqis berkata:

“Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)” ” Q.S. An-Naml: 32

Saat itu kerajaan
Saba telah terkenal di antara raja-raja lainnya sebagai salah satu kerajaan terkuat dengan bala tentaranya yang tangguh. Maka para menteri ketika membaca surat itu menganggap bahwa Sulaiman meremehkan mereka.
Maka para menteri itu berkata:
“Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu. Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”. ” Q.S. An-Naml: 33
Hal ini mengisyaratkan bahwa mereka lebih memilih perang daripada berserah diri kepada kekuasaan Sulaiman.

Namun ternyata Balqis memiliki pandangan yang lebih jauh ke depan, tatkala dia berkata:

“bahwa raja-raja apabila memasuki suatu negeri niscaya mereka membinasakannya. Dan mereka menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat”. ” Q.S. An-Naml: 34
Disini letak kepiawaian dan kecerdasan Balqis. Dia lebih menganjurkan untuk terlebih dahulu mengirimkan hadiah kepada Sulaiman, dengan harapan semoga Sulaiman bisa lunak hatinya bahkan berubah pikiran sama sekali. Para pembesar menyetujui usulan Balqis. Maka diutuslah beberapa pembesar untuk menghadap Sulaiman seraya membawa persembahan hadiah.

Sesampainya para utusan di depan Sulaiman, utusan Allah ini berkata:

“Apakah patut kamu mengulurkan harta kepadaku? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya” ” Q.S. An-Naml: 36-37

Maka tatkala Balqis mendengar jawaban yang disampaikan para utusannya, tahulah ia siapa dan betapa kuatnya Sulaiman dan bala tentaranya. Maka dikumpulkannyalah seluruh tentara dan pengawal pribadinya untuk menuju Syam demi menemui Sulaiman.
Sementara itu ketika Sulaiman mengetahui bahwa Balqis akan datang, beliau kumpulkan semua pembesarnya seraya meminta untuk mendatangkan singgasana Balqis ke Syam sebelum mereka datang. Alhasil,Ifrit menyanggupi untuk mendatangkannya sebelum Nabi Sulaiman berkedip. Setelah itu dimintanya agar singgasana itu dirubah sedemikian rupa agar Balqis tidak mengenalinya. Hal ini untuk menguji sejauh mana kecerdikan dan ketajaman Balqis sehingga ia memang patut untuk memerintah kaumnya.
Ketika Balqis dan tentaranya sampai dan telah duduk di singgasananya sendiri, Nabi Sulaiman bertanya:

“seperti inikah singgasanamu?”Maka Balqis menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku” ” Q.S. An-Naml: 42
Dan ini bukti lain dari kecerdikan Balqis, sebab ketika ia menjawab dengan pertanyaan itu sesungguhnya dia tidak yakin bahwa bagaimana mungkin singgasana dapat berpindah tempat dalam waktu yang begitu cepat. Namun dalam keraguan itu dia tidak memungkiri bahwa singgasana itu mirip dengan kepunyaannnya. Dan memang sesungguhnya singgasana adalah miliknya hanya telah dirubah atas perintah Sulaiman.
Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Namun, ketika berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu Balqis tercengang,karena mengira air pada lantai istana nabi Sulaiman, sehingga menyingsingkan kainnya.

Firman Allah :

“Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia (Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya.“Berkatalah Sulaiman; sesungguhnya ini adalah istana licin yang dibuat dari kaca” ” Q.S. An-Naml: 44
Pada saat yang sama Balqis segera teringat akan sebuah kenabian yang menyebutkan bahwa akan datang padanya seorang nabi Allah yang sanggup memindahkan singgasananya dalam sekejap mata. Pada saat itulah Balqis segera sadar bahwa dirinya dan kaumnya telah berlaku zalim dengan mempersekutukan Allah. Saat itu pula Balqis menyeru seluruh kaumnya untuk memeluk agama yang dibawa oleh Sulaiman.

Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”” Q.S. An-Naml: 44



Pada akhirnya, kisah ratu

Saba dan Nabi Sulaiman ini akan selalu abadi di dalam Al-Quran hingga ke akhir zaman. Hal ini tidak lain agar setiap ulil albab yang membacanya bisa mengambil ‘ibrah dan pelajaran-pelajaran berharga.

– o0o –
 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 30, 2010 inci Kisah Nabi

 

>Isteri Nabi Sulaiman as

>




Pernikahan Nabi Sulaiman dengan Ratu Bulqis

Berawal dari sang Ayah,
Nabi Daud yang konon sudah memiliki 99 isteri.
Satu waktu, beliau jatuh cinta lagi pada isteri seorang prajurit.
Beberapa saat kemudian, di saat ia memasuki istananya,
Entah darimana datangnya, 2 orang sedang berseteru.
Nabi Daud bertanya,
“Wahai, ada apakah ini ? Mengapakah engkau bertengkar dengan saudaramu ?”
“Saudara saya ini punya 99 kambing Ya nabi, sedangkan aku cuma memiliki 1 kambing saja. Tapi milikku yang satu ini mau diminta pula”
Nabi Daud menjawab,
“Apa yang engkau lakukan sungguh hina. Bukankah engkau sudah memiliki 99 kambing. Mengapa milik saudaramu sendiri yang cuma 1 itu engkau minta pula ?”
Salah seorang dari mereka menjawab,
“lalu mengapakah engkau masih mengharap isteri orang Nabi ? Sementara engkau sudah memiliki 99 isteri ?”
Tahulah Nabi Daud bahwa mereka adalah malaikat yang diutus Alloh.
Berhari-hari, Nabi Dawud tobat, memohon ampun pada Alloh.
Satu ketika,
Karena musibah,
Suami dari wanita yang dicintai Daud tersebut wafat.
Cinta Daud padanya belumlah pupus.
Maka setelah tiba waktu yang tepat,
Daud meminangnya.
Sang Wanita bersedia asal dengan beberapa syarat.
Yang pertama,
Bahwa anak mereka haruslah laki-laki.
Yang kedua,
Anak mereka memiliki kekuasaan di dunia ini yang tidak ada bandingnya baik untuk manusia jaman dulu maupun manusia jaman mendatang.
Dan yang ketiga,
tidak ada yang mengalahkan kekayaannya baik bagi manusia jaman dulu maupun bagi manusia jaman mendatang.
Setelah memohon berbulan-bulan, barulah kemudian Alloh mengabulkan do’a Nabi Daud atas permintaan calon isterinya itu.
Begitulah,
Nabi Sulaiman kekuasaannya tidak ada yang menandingi.
Meliputi manusia, hewan dan jin.
Kekayaannya juga tak ada yang menandingi.
Legendanya,
Istana Sulaiman berlapis berlian dan emas serta batu-batu berharga lainnya.
Alkisah,
Di dalam dakwahnya,
Nabi Sulaiman mendengar bahwa di satu negri yang bernama Saba’,
Hiduplah seorang putri yang cantik jelita, terkenal atas kecerdikannya dan ia adalah Ratu pemimpin negri itu.
Konon ibunya adalah Putri Raja Jin dan ayahnya adalah Raja di sebuah negara manusia.
Nabi Sulaiman mengirim surat kepada Ratu itu,
“Bismillahirrohmanirrohim”
“Ala ta’lu alaya wa’tuni muslimin”
“Aku Nabi utusan Alloh, janganlah engkau menyembah matahari, melainkan sembahlah Alloh yang Maha Kaya dan Maha pencipta. Kekuasaannya meliputi seluruh makhluk”
Sang Ratu Bulqis tidak gegabah dalam menanggapi surat dari Raja Sulaiman. Ia juga sudah mendengar kekuasaan Nabi Sulaiman meliputi semuanya. Hewan dan jin pun tunduk padanya. Kekayaan kerajaannya mungkin tak ada bandingnya.
Ia memanggil para menterinya, mengajak mereka meeting.
“Para menteriku, ada Surat dari Raja Sulaiman. Ia tidak memaksa dan tidak mengancam kita. Ia meminta kita menyembah pada Tuhan Alloh. Tetapi kita tahu, seandainya kita menolak, segala kemungkinan juga bisa terjadi. Kekuatan perang kerajaan kita tak ada artinya dibanding kekuatan perang kerajaan Sulaiman. Kekuasaan kita tak ada artinya dibandingkan dengan kekuasaan Sulaiman.”
Para menteri saling mengeluarkan pendapat mereka.
Dari sisi sosial mereka sampaikan,
Dari sisi budaya mereka sampaikan,
Dari sisi militer mereka sampaikan,
Dari sisi keyakinan mereka sampaikan,
Dari sisi politik mereka sampaikan,
Dari sisi ekonomi mereka sampaikan,
Akhirnya, Ratu Bulqis sendiri menyampaikan pendapatnya,
Dari sisi kebenaran,
“Begini, akan kita lihat. Akan kukirimkan harta yang berlimpah-limpah kepada Raja Sulaiman. Kalau dia memang seorang utusan Tuhan, dia tidak akan mau menerimanya. Kalau dia seorang raja biasa, tentulah kiriman harta kita akan dianggap upeti dan akan diterimanya. Tidak itu saja, kita akan uji. Pembawa kekayaan yang berlimpah itu akan kita iringi dengan beberapa wanita dan pemuda yang cara pakaian mereka cara berjalan mereka dan semuanya kita didik, tetapi kita ubah. Yang laki-laki berpakaian wanita, yang wanita berpakaian laki-laki. Kalau dia memang seorang Nabi, tentulah tahu mana yang laki-laki sebenarnya dan mana yang bukan”.
Kalau memang Raja Sulaiman itu seorang Nabi, maka sungguh celaka kalau kita tidak mau mengikutinya. Tapi kalau ia seorang raja biasa, akan kita perangi”
Para menteri semua setuju, sepakat.
Begitulah dikirimnya serombongan orang laki-laki dan perempuan dan disertai harta kekayaan yang berlimpah-limpah dinaikkan ke baghal (sejenis keledai).
Sampai dihadapan Sulaiman, surat dari ratu Bulqis dibacanya :
“Yang mulia Raja Sulaiman, ini adalah separo kekayaan Bulqis, mohon diterima.
Dan yang kedua, kami ingin bertanya, dari kumpulan orang-orang yang membawa harta kekayaan ini, manakah yang laki-laki dan manakah yang perempuan ?”

Nabi Sulaiman menggerakkan tangannya mengisyaratkan pada prajuritnya agar mengembalikan harta kekayaan kiriman dari kerajaan Bulqis. Dan yang kedua, dimintanya dua golongan laki dan perempuan itu untuk mencuci muka mereka.
Inilah yang terlewatkan oleh Ratu Bulqis. Cara menyiram air ke muka antara wanita dan laki-laki berbeda. Nabi Sulaiman tersenyum dan kemudian menulis surat lagi.
“Bismillahirrohmanirrohim”
“Aku adalah Nabi Alloh, Alloh Maha Kaya dan telah mencukupiku dengan harta kekayaan yang berlebih. Biarlah harta kekayaan kiriman sang Ratu untuk kesejahteraan penduduk kerajaan sang Ratu. Dan diantara dua golongan yang membawa harta kekayaan ini, yang laki-laki sesungguhnya adalah orang-orang yang
memakai baju perempuan dan yang perempuan sesungguhya adalah yang memakai baju laki-laki”.

Kemudian dalam surat yang terpisah, Nabi Sulaiman menulis undangan untuk sang Ratu agar mau berkunjung ke kerajaan Sulaiman.
Setelah rombongan dari kerajaan Saba’ berangkat kembali, Raja Sulaiman mengumpulkan seluruh bala-nya, dari pihak hewan maupun dari pihak jin dan manusia. Salah seorang jin sempat memberikan info bahwa ratu Bulqis memiliki cacat yaitu betisnya seperti betis onta.
Nabi Sulaiman tidak berkomentar, kemudian berkata,
“Wahai para pegawai kerajaan, aku berkeinginan mengundang Ratu Bulqis ke sini. Siapakah yang sanggup membawakan singgasananya ke sini dalam waktu yang cepat ?”
Jin ifrit yang memiliki kesaktian level tertinggi di dunia perjin-an. Rajanya jin berkata,
“Ya Nabi Alloh, hamba sanggup mendatangkan singgasana sang Ratu bahkan sebelum Engkau beranjak dari singgasana ini”.
Seorang ahli kitab ? berkata,”Aku sanggup membawa sekarang, bahkan sebelum engkau berkedip”
Demikianlah, sekejap kemudian singgasana sang Ratu sudah berpindah ke kerajaan Sulaiman
Singgasana tersebut diberi warna sedikit berbeda. Kemudian diletakkan disuatu tempat yang jalan menuju singgasana itu dilapisi kaca yang dibawahnya diberi air. Sekilas, seolah genangan air.
Beberapa waktu berlalu, sang Ratu Bulqis yang sudah takluk pada kebenaran, sampai di kerajaan Sulaiman. Nabi Sulaiman bertanya, “tahukah engkau singgasana itu ?”, kata Nabi Sulaiman sambil menunjukkan tangan ke Singgasana di depan mereka.
“Sepertinya”, jawab sang Ratu.
Tampaklah kecerdikan, kewaspadaan, dan ketidak sembronoan sang Ratu.
Ia tidak menjawab “tidak” sebab ia merasa itu seperti singgasana miliknya, tetapi ia juga tidak menjawab “ia” sebab ada sedikit perbedaan dengan singgasana miliknya, yaitu warnanya.Kemudian Nabi Sulaiman mengajaknya berjalan menuju singgasana itu.
Ketika lewat di atas kaca yang seperti tampak genangan air, spontan sang ratu mengangkat sedikit kain bajunya yang dibawah, dan tampaklah betisnya yang indah dan sempurna. Tidak seperti yang diberitakan oleh jin sebelumnya.
Demikianlah, Nabi Sulaiman timbul kekaguman pada sang Ratu dan tumbuhlah rasa cinta, demikian pula dengan sang Ratu yang memang sudah takluk pada sang Nabi.
Beberapa waktu setelah persiapan, Nabi Sulaiman dan sang Ratu Bulqis dari kerajaan Saba’ melangsungkan pernikahannya.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 30, 2010 inci Kisah Nabi

 

>Silsilah Rasul

>

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 30, 2010 inci Nabi

 

>Nabi Daud AS

>

Terdapat perumpamaan dalam hadits qudsi sebagai berikut :
Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah mewahyukan kepada Daud as. dengan firman-Nya: “Wahai Daud, perumpamaan dunia yaitu laksana bangkai di mana anjing-anjing berkumpul mengelilinginya, menyeretnya kian kemari. Apakah engkau senang menjadi seekor anjing, lalu ikut bersama mereka menyeret bangaki itu kian kemari? Wahai Daud ! Berlemah-lembutlah dalam pembicaraan dan berlaku sederhanalah dalam berpakaian. Kemasyhuran namamu di antara khalayak ramai tidak akan identik selama-lamanya (dengan yang diperoleh) di akhirat.
(Hadits Qudsi Riwayat Al-Madani di dalam kitabnya)
Daud yang dimaksudkan dalam hadits di atas ialah Nabi dan Rosululloh, bapak Nabi Sulaiman a.s. yang bersambung keturunannya sampai kepada Nabi Ibrahim al-Khalil a.s.
Beliau termasuk orang yang paling banyak beribadat dan bertaqarrub kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Karena itu Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri pernah menyebut-nyebut nama Nabi Daud dalam sabda-sbada beliau :
“Dialah manusia yang paling banyak beribadat.”
Dan telah bersabda Rosululloh Shallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Shaum yang paling disukai Alloh ialah shaum Daud dan sholat yang paling disukai Alloh ialah sholat Daud. Ia tidur setengah malam, lalu bangun (melakukan sholat malam) selama sepertiganya, kemudian tidur lagi sepeernamnya. Ia shaum satu hari dan berbuka stu hari (demikianlah dilakukannya sepanjang tahun) dan ia tidak pernah mundur setapak pun apabila bertemu dengan (musuhnya).”
(HR. Syaikhani)
“Shaumlah seperti shaumnya Daud, sesungguhnya ia orang yang paling banyak beribadah.”
(HR. Syaikhani)
“Daud pernah shaum setengah tahun.”
(HR. Syaikhani)
Sebagian do’a Daud ialah :
” Ya Alloh sesungguhnya aku memohon agar dapat mencintai-Mu, mencintai orang yang mencintai-Mu, dan beramal dengan amal yang dapat menyampaikanku untuk cinta pada-MU. Ya Alloh jadikanlah kecintaanku kepada-Mu melebihi kecintaanku kepada diriku, kepada ahliku (isteri dan anak) dan kepada air yang dingin (di saat panas terik di padang pasir).
Di dalam al-Qur’an, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam beberapa ayat tentang Daud :
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman) : “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang kali bersama Daud.” Dan pula Kami telah melunakkan besi untuknya.
(QS. 34 Saba ‘ : 10)
“Hai Daud ! Sesungguhnya Kami menjadikan kamu kholifah (penguasa) di muka bumi. Berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan haq.
(QS. 38 Shad : 26)
Dan Kami telah memberikan kepada Daud (kitab) Zabur.
(QS. 17 al-Isra : 55)
Nabi Daud a.s. ketika hidup dalam usia seratus tahun masih segar-bugar, kuat beribadah, berjuang dan beramal. Perhatikanlah sabda Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :
“Tidak seorang pun makan makanan yang paling baik dari hasil usaha tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud makan makanan hasil usaha tangannya sendiri.
Lebih dari itu beliau mempunyai suara emas yang merdu bak buluh perindu. Ketika Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendengar qira’at sahabatnya, Abu Musa al-Asy’ari, pada suatu tengah malam, beliau merasa kagum, dan ketika bertemu dengannya, spontan beliau bersabda :
“Benar-benar engkau telah diberi suara seruling dari seruling Nabi Daud.”
Alloh Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan kepada Nabi Daud a.s. dengan perantara malaikat Jibril a.s. mengenai dunia. Dunia penuh dengan syahwat hawa nafsu rendah dan kesedapan yang menjijikkan. Betapa hinanya yang menyalah gunakan dunia atau menyimpang dari garis yang telah ditentukan. Bagaikan anjing yang mengerumuni bangakai busuk dan berebutan menariknya kian kemari.
Nabi Daud diperingatkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala agar jangan berbuat seperti anjing atau menjadi anjing yang ikut bersama-sama anjing lainnya memperebutkan bangakai busuk yang sangat jijik itu. Dunia yang dilukiskan menjijikkan itu berada dekat dengan diri kita di alam fana ini, selalu mengganggu kita dan mendorong untuk menguasai dengan cara yang tidak ada buah dan hasilnya di akhirat. Dunia seperti itu mendorong kita untuk bersenang-senang dengan berbagai maksiat, teramsuk juga berfoya-foya atau bermewah-mewah yang berlebih-lebihan.
Lawan dari dunia menjijikkan itu ialah kehidupan yang memberika haisl dan buah di akhirat. Hasil ini diperoaleh melalui jalan yyg telah ditetapkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala halal dimakan, halal digunakan dan halal pula diperolehnya. Inilah dunia baik yang tidak dimaksudkan dalam Hadits qudsi di atas.
Mengenai dunia yang fana ini dalam al-Qur’an Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
” Dan berilah perumpamaan kepada mereka, kehidupan dunia bagai air hujan yang Kami turunkan dari lanit. Sehingga karenanya menjadi subur tumbuh-tumbuhan di muka bumi kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering diterbangkan angin. Dan Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. 18 al-Kahfi:45)
“Sesungguhnya perumpaman kehidupan duniawi seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit. Karena air itu tumbuhlah dengan suburnya tanam-tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan berhias diri dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti dapat menguasainya (dapat memetik hasilnya), tiba-tiba datanglah kepadanya adzab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit,seakan-akan belumpernah tumbuh sejak kemaren. Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat (kami) kepada orang-orang yang suka berfikir
(QS. 10 Yunus :24)
Jelaslah menurut ayat di atas bahwa dunia ini dan kehidupannya adalah sementara saja, subur menggiurkan tetapi setelah sampai batas waktunya, dunia ini sirna fana.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala memberikan bimbingan dan petunjuk kepada nabi Daud a.s. untuk melaksanakan akhlaq yang terpuji.
1. Mengucapkan kata-kata yang lemah lembut, manis, tenang dan memberi manfaat kepada manusia dapat membangkitkan rasa kasih sayang dan kemanusiaan yang tinggi, jangan kasar, sembrono atau sombong. Kalimat yang baik itu bagaikan pohon yang subur, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, dan buahnya subur setiap musim.
Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri bersabda mengenai kata-kata yang baik:
“Jagalah dirimu dari api neraka, meskipun hanya dengan seiris kurma. Apabila seiris kurma itu pun tidak dimilikinya, hendaklah berbicara dengan baik.”
Seorang laki-laki berkata kepada Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :
“Ceritakanlah kepadaku sesuatau yang memastikan aku masuk surga”. Lalu Nabi saw. menerangkannya:”Yang memastikan masuk surga ialah : memberiakn makanan, menyebarkan salam dan berbicara dengan baik.”
Menurut riwayat lain:
“Berilah makanan, sebarkanlah salam, berbicara dengan baik, lakukanlah sholat malam di saat orang-orang sedang tidur nyenyak, niscaya engaku dapat masuk surga dengan sejahtera.”
Berlaku sederhana dalam hal berpakaian, tidak perlu pakaian yang mahal-mahal, yang mewah-mewah, yang terlalu indah kelihatannya, tidak perlu juga banyak-banyak (melebihi kadar keperluannya).
Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu. pernah ditanya : “Apakah pakaian yang baik untuk dipakai ?’ Beliau menerangkan : “Yaitu pakaian yang kiranya tidak dicemoohkan oleh orang yang budi pekertinya rendah dan tidak pula kiranya dicela oleh orang-orang yang bijaksana”. Orang itu bertanya lagi : “Jadi yang bagaimana?” Jawabnya: “Yaitu sedang saja, terlalu murah pun tidak terlalu mahal pun tidak”.
Tsauban pernah bertanya kepada Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Apakah yang memadai bagiku dalam kehidupan di dunia ini, ya Rosululloh?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab : “Sesuatu yang dapat menghilangkan rasa laparmu, menutup auratmu, mempunyai rumah tempat berteduh, dan memiliki kendaraan akan lebih baik lagi.”
Tidak menyalah gunakan kehidupan dunia sehingga menyimpang dari garis yang telah ditetapkan. Prestasi yang dicapai di dunia tidak akan identik dengan pahala yang akan diperoleh dialam akhirat, apabila prestasi itu di salah gunakan dan tidak ikhlas karena Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Apabila seseorang memperoleh kemasyhuran dunia atas dasar riya, ingin disanjung, untuk bermegah-megah, maka kelak di akhirat tidak akan diperolehnya lagi, bahkan sebaliknya, siksa akan menimpa.
Alangkah baiknya apabila kita dapat memperoleh kedua-duanya baik prestasi di dunia ataupun di akhirat. Caranya, yaitu dengan bersungguh-sungguh berusaha memperolehnya dan menggunakannya dengan beramal shalaih, ikhlas dan penuh taqwa kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Ya Robbana, jadikanlah kehidupan dunia kami bermanfaat bagi kami di saat menghadap kepada-Mu kelak di yaumil akhir.
Dinukil dari kitab hadits qudsi pola pembinaan akhlaq muslim ( K.H.M Ali Usman, H.A.A.Dahlan, Prof. DR. H.M.D. Dahlan)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 30, 2010 inci Kisah, Kisah Nabi, Nabi

 

>Surga dan Neraka Membuat Lupa Pengalaman Hidup di Dunia

>

Allah menggambarkan kehidupan dunia ini sebagai senda gurau dan permainan belaka. Sementara kehidupan akhirat sebagai kehidupan yang sebenarnya. Artinya, Allah mengkondisikan kita untuk memandang dunia dengan santai tidak terlalu serius. Karena di dunia ini tidak ada keadaan yang benar-benar bisa dikatakan bahagia atau sebaliknya sedih. Di dunia ini tidak ada keberhasilan hakiki maupun kegagalan sejati. Segala sesuatu di dunia ini bersifat fana alias sementara. Kadang seseorang bahagia kadang seseorang sedih. Kadang ia berhasil kadang ia gagal. Itulah dunia dengan segala tabiat sementaranya.

Sebaliknya dengan kehidupan dunia, kehidupan akhirat merupakan kehidupan sejati. Tidak ada orang berbahagia di akhirat untuk jangka waktu singkat saja. Dan tidak ada pula yang mengalami penderitaan sementara saja, kecuali Allah menghendaki selain itu.
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS Al-Ankabut ayat 64)
Allah ta’aala menghendaki agar orang bertaqwa memandang kehidupan akhirat dengan penuh kesungguhan karena di sanalah kehidupan sejati akan dijalani manusia. Sedangkan terhadap dunia Allah ta’aala menghendaki orang bertaqwa agar berlaku proporsional saja dan tidak terlampau ngoyo dalam meraih keberhasilannya. Sebab kehidupan dunia ini Allah ta’aala gambarkan sebagai tempat dimana orang sekedar bermain-main dan bersenda-gurau.
Namun dalam kehidupan kita dewasa ini kebanyakan orang malah sangat serius bila menyangkut urusan kehidupan dunia. Mereka siap mengerahkan tenaga, fikiran, dana dan waktu all out untuk menggapai keberhasilan duniawinya. Sedangkan bila menyangkut urusan akhirat mereka hanya mengerahkan tenaga dan waktu sisa, fikiran sampingan serta dana receh. Jika hal ini terjadi kepada kaum kafir alias tidak beriman kita tentu bisa maklumi. Tapi di dalam zaman penuh fitnah ini tidak sedikit saudara muslim yang kita saksikan bertingkah dan berpacu merebut dunia laksana  kaum kafir. Allah memang menggambarkan bahwa kaum yang tidak beriman sangat peduli dan faham akan sisi material kehidupan dunia ini. Namun mereka lalai dan tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai kehidupan akhirat.
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS ArRuum ayat 7)
Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu pernah berkata: ”Bilamana manusia menemui ajalnya, maka saat itulah dia bangun dari tidurnya”. Sungguh tepat ungkapan beliau ini. Sebab kelak di akhirat nanti manusia akan menyadari betapa menipunya pengalaman hidupnya sewaktu di dunia. Baik sewaktu di dunia ia  menikmati kesenangan maupun menjalani penderitaan. Kesenangan dunia sungguh menipu. Penderitaan duniapun menipu.
Saat manusia berada di alam akhirat barulah ia akan menyadari betapa sejatinya kehidupan di sana. Kesenangannya hakiki dan penderitaannya sejati. Surga bukanlah khayalan dan sekedar dongeng orang-orang tua di masa lalu. Begitu pula dengan neraka, ia bukan suatu mitos atau sekedar cerita-ceirta orang dahulu kala. Surga dan neraka adalah perkara hakiki, saudaraku. Sehingga Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan dengan deskripsi yang sangat kontras dan ekstrim mengenai betapa berbedanya tabiat pengalaman hidup di dunia yang menipu dengan kehidupan sejati akhirat. Perhatikanlah baik-baik hadits di bawah ini:
“Pada hari kiamat didatangkan orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dari penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sejenak. Kemudian ia ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kebaikan, pernahkah kamu merasakan suatu kenikmatan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb.” Dan didatangkan orang yang paling menderita sewaktu hidup di dunia dari penghuni surga. Lalu ia dicelupkan ke dalam surga sejenak. Kemudian ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kesulitan, pernahkah kamu merasakan suatu kesengsaraan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb. Aku tidak pernah merasakan kesulitan apapun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan apapun.” (HR Muslim 5018)
Mengapa orang pertama ketika Allah tanya menjawab bahwa ia tidak pernah melihat suatu kebaikan serta merasakan suatu kenikmatan, padahal ia adalah orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya? Jawabannya: karena Allah telah paksa dia merasakan derita sejati neraka –sejenak saja- cukup untuk membuat ingatannya akan segala kenikmatan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya. Sebaliknya, mengapa orang kedua ketika Allah tanya menjawab bahwa ia tidak pernah melihat suatu kesulitan atau merasakan suatu kesengsaraan, padahal ia orang yang paling susah hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya? Jawabannya: karena Allah telah izinkan dia merasakan kesenangan hakiki surga –sejenak saja- cukup untuk membuat ingatannya akan segala penderitaan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya. Subhaanallah wa laa haula wa laa quwwata illa billah…!!!
Saudaraku, sungguh kehidupan dunia ini sangat tidak pantas kita jadikan ajang perebutan dan perlombaan. Sebab menang di dunia pada hakikatnya hanyalah menang yang menipu. Demikian pula sebaliknya, kalah di dunia hanyalah kalah yang menipu. Saat manusia diperlihatkan surga dan neraka di akhirat kelak, sadarlah ia betapa naifnya perlombaan merebut keberhasilan dunia ini dibandingkan dengan kenikmatan hakiki dan abadi surga yang jauh labih patut ia kejar dan usahakan semaksimal mungkin.  Sadarlah ia betapa lugunya ia saat di dunia berusaha mengelak dari segala derita dan kesusahan dunia jika dibandingkan dengan derita sejati dan lestari neraka yang jauh lebih pantas ia berusaha mengelak dan menjauh darinya.
Pantas bila Allah gambarkan bahwa saat sudah dihadapkan dengan azab neraka orang-orang kafir bakal berharap mereka dapat menebus diri mereka dengan sebanyak apapun yang diperlukan, andai mereka sanggup. Tentunya pada saat itu mereka tidak sanggup dan tidak berdaya.
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.” (QS Al-Maaidah ayat 36)

Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia puncak cita-cita kami dan batas pengetahuan kami. Amin ya Rabb.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 30, 2010 inci Hikmah

 

>Cinta – Do’a Nabi Daud

>

Dari Abu Darda ra berkata, Rasulullah SAW bersabda : Adalah diantara do’a Nabi Daud as yaitu “ Allahumma inni asaluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal ‘amala aladzi yubalighuni ilaa hubbika. Allahummaj’al habbaka ahabbu ilayya min nafsii wa ahlii waminal maail baarid “ (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kecintaanMU dan kecintaan orang2 yang mencintaiMU dan amal yang menyampaikanku pada cintaMU. YA allah, jadikanlah kecintaanku kepadaMU lebih aku cintai daripada diriku, keluargaku dan air yang sejuk/dingin (harta). (HR Tirmidzi)

Do’a diatas sangat baik untuk diamalkan sehari-hari. Sehingga kita bisa menyadari hakikat kecintaan pada sesuatu, dan mempunyai tolak ukur sebagai parameter bahwa kecintaan itu tidak akan menandingi cinta kita pada Yang Maha CintaNya, Allah Jalla wa A’laa.

Dalam surat Al Baqoroh ayat 165 disebutkan “Dan di antara manusia ada yang mengambil selain Allah sebagai tandingan-tandingan, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Dan orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” Ayat ini diterangkan dengan ayat lain di surat At-Taubah : 24 bagaimana kita menempatkan cinta.

Kecintaan kita pada Allah akan diuji dengan berbagai macam kesenangan akan diri, keluarga (anak, istri/suami), serta harta. Diantara tanda-tanda cinta yang tidak pada tempatnya adalah bahwa kesenangan tersebut malalaikan kita dari Allah. Sebagai contoh, kecintaan akan diri melupakan perintah untuk berjihad, kecintaan pada keluarga membuat seorang ibu lalai sholat karena sibuk mengurusi anak, kesibukan mencari harta yang melalaikan dari mengingat Allah dan enggan berinfaq dengannya.

Cinta merupakan timbangan akal dan rasa, dimana ruh orang-orang yang memilikinya adalah bagaikan titik-titik embun yang lembut. Cinta merupakan ciptaan yang mulia, sebagaimana kutipan sebuah syair : “Bukan karena dorongan nafsu kubangkitkan cinta, tapi kulihat cinta itu adalah akhlak yang mulia“. Cinta pada Allah adalah cinta yang tidak mungkin untuk tidak terbalaskan, Cinta yang memang paling haq untuk dicintai. Maka atsar dari cinta kita kepada Allah haruslah terlihat pada perilaku kita dengan menghiasinya oleh akhlak yang mulia. Kita bisa ambil pelajaran dari kisah-kisah para Nabi dan Rasul, ataupun kisah para salafus shalih, bagaimana orang-orang yang dicintai Allah mendapat jaminan pertolongan dan belas kasih-Nya. Sungguh suatu hal yang senantiasa menjadi harapan, bahwa kita tergolong pada orang-orang yang mendapat kecintaan Allah SWT.

Bagaimana cara mandapatkan kecintaan Allah adalah dengan mencintai apa-apa yang dicintaiNya yaitu dengan menjalankan ketha’atan pada apa-apa yang telah disyariatkan Allah melalui orang tercinta-Nya, Rasulullah SAW, mencintai orang-orang yang secara dzohir kita ketahui sebagai orang yang mencintai Allah. Dan menjauhi perkara-perkara yang dapat menyebabkan kemurkaan Allah. Maka setiap amal, adalah amal yang akan semakin mendekatkan kita pada Allah.

Rasulullah bersabda, bagaimana untuk dapat merasakan manisnya iman : menjadikan Allah dan Rasul sebagai yang paling dicintai, tidak mencintai sesuatu selain karena Allah, membenci kembali kepada kekufuran sebagaimaan membenci api neraka. (HR Bukhari)

Seorang salafus shalih berkata: Tiada yang lebih kucintai selain amal kebaikan, karena Dia-lah yang akan setia mengikuti bahkan ke liang lahat.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 30, 2010 inci Mudzakaroh