RSS

Arsip Kategori: Kisah Nabi

>Kisah nabi Ayub AS

>

Nabi Ayub as menggambarkan sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahawa beliau berada di puncak kesabaran. Sering orang menisbatkan kesabaran kepada Nabi Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi Ayub menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bahasa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya. Allah s.w.t telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:

“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (QS. Shad: 44)

Yang di maksud al-Aubah ialah kembali kepada Allah s.w.t. Nabi Ayub adalah seseorang yang selalu kembali kepada Allah s.w.t dengan zikir, syukur, dan sabar. Kesabarannya menyebabkan beliau memperoleh keselamatan dan rahsia pujian Allah s.w.t padanya.

Al-Quran al-Karim tidak menyebutkan bentuk dari penyakitnya, dan banyak cerita-cerita dongeng yang mengemukakan tentang penyakitnya. Dikatakan bahawa beliau terkena penyakit kulit yang dahsyat sehingga manusia-manusia enggan untuk mendekatinya. Dalam cuplikan kitab Taurat disebutkan berkenaan dengan Nabi Ayub: “Maka keluarlah syaitan dari haribaan Tuhan dan kemudian Ayub terkena suatu luka yang sangat mengerikan dari ujung kakinya sampai kepalanya.” Tentu kita menolak semua ini sebagai suatu hakikat yang nyata.

Kami pun tidak mentolerir jika itu dianggap sebagai perbuatan seni semata. Perhatikanlah ungkapan dalam Taurat: “Kemudian syaitan keluar dari haribaan Tuhan kita,” sebagai orang-orang Muslim, kita mengetahui bahawa syaitan telah keluar dari haribaan Tuhan sejak Allah s.w.t menciptakan Adam as. Maka, kapan syaitan kembali ke haribaan Tuhan? Kita berada di hadapan ungkapan seni, tetapi kita tidak berada di hadapan suatu hakikat.

Lalu, bagaimana hakikat sakitnya Nabi Ayub dan bagaimana kisahnya? Yang popular tentang cobaan Nabi Ayub dan kesabarannya adalah riwayat berikut: para malaikat di bumi berbicara sesama mereka tentang manusia dan sejauh mana ibadah mereka. Salah seorang di antara mereka berkata: “Tidak ada di muka bumi ini seorang yang lebih baik daripada Nabi Ayub. Beliau adalah orang mukmin yang paling sukses, orang mukmin yang paling agung keimanannya, yang paling banyak beribadah kepada Allah s.w.t dan bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya dan selalu berdakwah di jalan-Nya.” syaitan mendengarkan apa yang dikatakan lalu ia merasa terganggu dengan hal itu. Kemudian ia pergi menuju ke Nabi Ayub dalam rangka berusaha menggodanya tetapi Nabi Ayub adalah seorang Nabi di mana hatinya dipenuhi dengan ketulusan dan cinta kepada Allah s.w.t sehingga syaitan tidak mungkin mendapatkan jalan untuk mengganggunya.

Ketika syaitan berputus asa dari mengganggu Nabi Ayub, ia berkata kepada Allah s.w.t: “Ya Rabbi, hamba-Mu Ayub sedang menyembah-Mu dan menyucikan-Mu namun, ia menyembah-Mu bukan kerana cinta, tapi ia menyembah-Mu kerana kepentingan-kepentingan tertentu. Ia menyembah-Mu sebagai balasan kepada-Mu kerana Engkau telah memberinya harta dan anak dan Engkau telah memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau kurniakan padanya adalah rahsia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya akan binasa dan hancur. Oleh kerana itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa takut. Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah yang murni kerana cinta.”

Riwayat tersebut mengatakan bahawa Allah s.w.t berkata kepada iblis: “Sesungguhnya Ayub adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayub menjadi teladan dalam keimanan dan kesabaran. Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam hartanya. Lakukan apa saja yang engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari apa yang engkau lakukan.”

Akhirnya, syaitan pergi dan mendatangi tanah Nabi Ayub dan berbagai tanaman dan kenikmatan yang dimilikinya. Kemudian syaitan itu menghancurkan semuanya. Keadaan Nabi Ayub pun berubah dari puncak kekayaan ke puncak kefakiran. Kemudian syaitan menunggu apa tindakan Nabi Ayub. Nabi Ayub berkata: “Oh musibah dari Allah s.w.t. Aku harus mengembalikan kepada-Nya amanat yang ada di sisi kami di mana Dia saat ini mengambilnya. Allah s.w.t telah memberi kami nikmat selama beberapa masa. Maka segala puji bagi Allah s.w.t atas segala nikmat yang diberikannya, dan Dia mengambil dari kami pada hari ini nikmat-nikmat itu.

Bagi-Nya pujian sebagai Pemberi dan Pengambil. Aku dalam keadaan redha dengan keputusan Allah s.w.t. Dia-lah yang mendatangkan manfaat dan mudarat. Dia-lah yang redha dan Dialah yang murka. Dia adalah Penguasa. Dia memberikan kerajaan kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan mencabut kerajaan dari siapa yang dikehendaki-Nya; Dia memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa yang dikehendaki- Nya.” Kemudian Nabi Ayub sujud dan Iblis tampak tercengang melihat pemandangan tersebut.

Lalu syaitan kembali kepada Allah s.w.t dan berkata: “Ya Allah, jika Ayub tidak menerima nikmat kecuali dengan mengatakan pujian, dan tidak mendapatkan musibah kecuali mendapatkan kesabaran maka hal itu sebagai bentuk usahanya kerana ia mendapatkan anak. Ia mengharapkan dengan melalui mereka kekayaannya meningkat dan melalui mereka ia dapat menjalani kehidupan yang lebih mudah.” Riwayat mengatakan bahawa Allah s.w.t membolehkan bagi syaitan untuk berbuat apa saja kepada anak-anak Ayub. Kemudian syaitan menggoncangkan rumah yang di situ anak-anaknya tinggal sehingga mereka semua terbunuh.

Dalam keadaan demikian, Nabi Ayub berdialog kepada Tuhannya dan menyeru: “Allah memberi dan Allah mengambil. Maka bagi-Nya pujian saat Dia memberi dan mengambil, saat Dia murka dan redha, saat Dia mendatangkan manfaat dan mudarat. Kemudian Ayub pun sujud dan iblis lagi-lagi tampak tercengang dan merasa malu.”

Iblis kembali menemui Allah s.w.t dan mengatakan bahawa Ayub dapat bersabar kerana badannya sehat. Seandainya Engkau memberi kekuasaan kepadaku, ya Rabbi, untuk mengganggu badannya nescaya dia akan berhenti dari kesabarannya. Riwayat mengatakan bahawa Allah s.w.t menginzinkan syaitan untuk mengganggu tubuh Ayub. Dikatakan bahawa syaitan memukul tubuh Nabi Ayub dari kepalanya sampai kakinya sehingga Nabi Ayub sakit kulit di mana tubuhnya membusuk dan mengeluarkan nanah, bahkan keluarganya dan sahabat-sahabatnya meninggalkannya kecuali isterinya. Namun lagi-lagi Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah s.w.t. Beliau memuji-Nya pada hari- hari kesehatannya dan ia tetap memuji Allah s.w.t saat mendapatkan ujian sakit. Dalam dua keadaan itu, Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah s.w.t.

Melihat pemandangan itu, amarah syaitan semakin meningkat namun ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Di sini syaitan mengumpulkan para penasihatnya dari pakar-pakar dan ia menceritakan tentang kisah Ayub dan meminta mereka mengeluarkan pendapat—setelah ia menyampaikan rasa putus asanya saat menggodanya atau mencuba menghilangkan sifat sabarnya dan syukurnya.

Salah seorang syaitan berkata: “Sungguh engkau telah mengeluarkan Adam bapak manusia dari syurga, lalu dari mana engkau mendatanginya? Oh, yang engkau maksud adalah Hawa?” Terbukalah di hadapan Iblis suatu ide yang baru. Lalu ia pergi ke isteri Ayub dan memenuhi hatinya dengan rasa putus asa sehingga ia pergi ke Ayub dan berkata padanya: “Sampai kapan Allah s.w.t menyiksamu? Di mana harta, keluarga, teman dan kaum kerabat? Di mana masa jayamu dan kemuliaanmu dahulu?”

Mendengar perkataan isterinya itu, Nabi Ayub menjawab: “Sungguh engkau telah dikuasai oleh syaitan. Mengapa engkau menangisi kemuliaan yang telah berlalu dan anak yang telah mati?” Perempuan itu berkata: “Mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah agar Dia menghilangkan cubaan darimu dan menyembuhkanmu serta menghilangkan kesedihannmu?” Nabi Ayub berkata: “Berapa lama kita merasakan kebahagiaan?” Isterinya menjawab: “Delapan tahun.” Ayub berkata: “Berapa lama kita mendapat penderitaan?” Isterinya menjawab: “Tujuh tahun.” Ayub berkata: “Aku malu jika aku meminta agar Allah s.w.t melepaskan penderitaanku ketika aku melihat masa kebahagiaanku.

Sungguh imanmu tampak melemah dan keputusan Allah s.w.t membuat hatimu menjadi sempit. Seandainya aku sembuh dan kembali kepada kekuatanku, nescaya aku akan memukulmu dengan seratus kali pukulan dari tongkat. Sejak hari ini, aku tidak memakan dari makananmu dan dari minumanmu atau memerintahkanmu untuk melakukan suatu urusan. Maka pergilah kau dariku.”

Akhirnya, isteri Nabi Ayub pergi sehingga Nabi Ayub tinggal sendirian dalam keadaan sabar menanggung penderitaannya. Penderitaan yang seandainya ditimpakan kepada gunung nescaya gunung tidak akan mampu menahannya. Kemudian Nabi Ayub berdoa kepada Allah s.w.t dalam keadaan penuh kasih sayang dan meminta belas kasih kepada-Nya. Beliau berdoa agar Allah s.w.t menyembuhkannya. Dan akhirnya, doanya dikabulkan oleh Allah s.w.t. Demikianlah riwayat yang popular berkenaan dengan penderitaan Nabi Ayub dan kesabarannya.

Menurut hemat kami riwayat ini palsu kerana ia sesuai dengan teks Taurat yang menjelaskan sakitnya Nabi Ayub. Begitu juga kami tidak menerima jika dikatakan bahawa penyakitnya sangat buruk sekali yang menyebabkan masyarakat lari darinya sebagaimana dikatakan oleh dongeng-dongeng kuno. Bagi kami, riwayat semacam itu bertentangan dengan kedudukan kenabian. Yang perlu kita perhatikan dan perlu kita pastikan adalah apa-apa yang telah disampaikan oleh Al-Quran berkenaan dengan cerita Nabi Ayub. Al-Quran adalah kitab satu-satunya yang pasti benar yang tiada kebatilan di depan dan di belakangnya.

Allah s.w.t berfirman:

“Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: (‘Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.’ Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalian keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (QS. al-Anbiya’: 83-84)

Kita telah memahami bahawa Nabi Ayub adalah hamba yang soleh dari hamba-hamba Allah s.w.t. Allah s.w.t menginginkan untuk mengujinya dalam hartanya, keluarganya, dan badannya. Hartanya hilang sehingga ia menjadi orang fakir setelah sebelumnya ia termasuk orang yang paling kaya. Kemudian ia ditinggalkan oleh isterinya dan keluarganya sehingga ia merasakan erti kesunyian dan kesendirian lalu ia ditimpa penyakit dalam tubuhnya dan ia merasa menderita kerananya, tetapi beliau tetap sabar menghadapi semua itu dan tetap bersyukur kepada Allah s.w.t.

Sakit yang dideritanya cukup lama sehingga beliau menghabiskan waktu- waktu dan hari-harinya dalam keadaan sendirian bersama penyakitnya, rasa sedihnya, dan kesendiriannya. Demikianlah Nabi Ayub merasakan segi tiga penderitaan. Segi tiga penderitaan dalam hidupnya, yaitu sakit, kesedihan, dan kesendirian. Di saat beliau mendapat cubaan seperti itu, pada suatu hari datang pada beliau salah satu pemikiran syaitan. Fikiran itu berputar-putar di relung hatinya; fikiran itu mengatakan padanya, wahai Ayub penyakit ini dan penderitaan yang engkau rasakan oleh kerana godaan dariku. Seandainya engkau berhenti sabar dalam satu hari saja nescaya penyakitmu akan hilang darimu. Kemudian manusia-manusia berbisik-bisik dan berkata: Seandainya Allah s.w.t mencintainya nescaya ia tidak akan merasakan penderitaan yang begitu hebat.

Demikianlah pemikiran yang jahat itu. syaitan tidak mampu untuk mengganggu seseorang kecuali dengan izin Allah s.w.t sebagaimana Allah s.w.t tidak menjadikan cinta-Nya kepada manusia identik dengan kesihatan mereka. Sesungguhnya Allah s.w.t menguji mereka sebagaimana yang dikehendaki-Nya.

Fikiran syaitan itu berputar di sekitar hati Nabi Ayub seperti berputarnya lalat di musim panas di sekitar kepala manusia, namun beliau mampu menghilangkan fikiran ini dan sambil tersenyum kepada dirinya beliau berkata: “Keluarlah hai syaitan! Sungguh aku tidak akan berhenti bersabar, bersyukur, dan beribadah.” Akhirnya, fikiran jahat itu dengan rasa putus asa keluar dari akal Nabi Ayub. Nabi Ayub duduk dalam keadaan marah kerana syaitan berani untuk mengganggunya. Beliau membayangkan bahawa boleh jadi syaitan berani menggodanya dengan memanfaatkan kesendiriannya, penderitaannya, dan penyakitnya.

Isteri Nabi Ayub datang dalam keadaan terlambat dan mendapati Nabi Ayub dalam keadaan marah. Isterinya itu menutupi kepalanya dengan suatu kain tertutup. Isteri Nabi Ayub menghadirkan atau menghidangkan makanan yang baik untuknya. Nabi Ayub bertanya padanya: “Dari mana engkau mendapati wang?” Nabi Ayub telah bersumpah akan memukulnya seratus kali pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh, tetapi kesabarannya sungguh sangat luas seperti sungai yang besar. Dan di waktu sore, setelah mengetahui kehalalan makanan yang dihidangkan, beliau pun memakannya. Kemudian Nabi Ayub keluar menuju ke gunung dan berdoa kepada Tuhannya.

Allah s.w.t berfirman:

“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: ‘Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan seksaan’ (Allah berfirman): ‘Hentamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami mendapati dia (Ayuh) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (kepada Tuhannya).” (QS. Shad: 41-44)

Bagaimana kita memahami perkataan Nabi Ayub, “Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan seksaan.”? Nabi Ayub ingin mengadukan kepada Tuhannya perihal keberanian syaitan padanya di mana syaitan membayangkan bahawa ia dapat mengganggunya. Nabi Ayub tidak percaya bahawa sakit yang dideritanya adalah datang kerana pengaruh syaitan.

Demikianlah pemahaman yang sesuai dengan kemaksuman para nabi dan kesempurnaan mereka. Allah s.w.t memerintahkan beliau untuk mandi di salah satu mata air di gunung. Allah s.w.t memerintahkannya agar beliau minum dari mata air ini. Kemudian Nabi Ayub melaksanakan perintah ini dan mandi serta minum. Belum lama beliau minum pada tegukan yang terakhir sehingga beliau merasakan sehat dan sembuh sepenuhnya dari penyakitnya. Kemudian suhu panas dalam tubuhnya pun kembali normal seperti biasanya. Allah s.w.t memberikan kepada Ayub dan keluarganya dan orang-orang yang seperti mereka suatu rahmat dari sisi-Nya sehingga Nabi Ayub tidak kembali sendirian. Allah s.w.t memberinya berlipat-lipat kekayaan dan kemuliaan dari sisi-Nya sehingga Ayub tidak menjadi fakir.

Nabi Ayub kembali mendapatkan kesehatannya setelah lama merasakan penderitaan dan sakit; Nabi Ayub bersyukur kepada Allah s.w.t. Beliau telah bersumpah untuk memukul Isterinya sebanyak seratus pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh. Sekarang beliau sembuh maka Allah s.w.t mengetahui bahawa beliau tidak bermaksud untuk memukul Isterinya. Namun agar beliau tidak sampai melanggar janjinya dan sumpahnya, Allah s.w.t memerintahkannya agar segera mengumpulkan seikat ranting dari bunga Raihan yang berjumlah seratus dan hendaklah beliau memukulkan itu kepada isterinya dengan sekali pukulan.

Dengan demikian, beliau telah memenuhi sumpahnya dan tidak berbohong. Allah s.w.t membalas kesabaran Ayub dan memujinya dalam Al-Quran sebagaimana firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (QS. Shad: 44) 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 10, 2011 inci Kisah Nabi

 

>Kisah Nabi Yahya AS

>

Allah SWT berfirman:

“Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: ‘Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.

Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa. Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan

salat di mihrab (katanya): ‘Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan

kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan

orang-orang saleh.” (QS. Ali ‘Imran: 38-39)

“Hai Yahya, ambilah al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih

anak-anak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa,

dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong dan durhaka. Kesejahteraan atas dirinya

pada hari ia diiahirkan, dan pada hari itu ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan kembali.” (QS. Maryam: 12-15)

“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (memperoleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang

sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” (QS. Maryam: 7)

Inilah Yahya seorang Nabi yang Allah SWT bersaksi bahwa sebelumnya tak seorang pun yang serupa dengannya. Yaitu seorang Nabi

yang Allah SWT berkata tentangnya:

“Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami.” (QS. Maryam: 13)

Sebagaimana Khidir diberi ilmu dari sisi Allah SWT, maka Yahya diberi rasa cinta dari sisi Allah SWT. Al-Hanan ialah ilmu

yang luas yang terkandung di dalamnya sesuatu kecintaan yang dalam terhadap makhluk dan alam. Hanan ialah salah satu dari

tingat cinta vang bersumber dari ilmu. Yahya adalah seorang Nabi yang menjadi cermin dari ibadah, zuhud, dan cinta.

Nabi Yahya mengungkapkan cinta kepada semua makhluk. Ia dicintai oleh manusia, burung-burung, binatang buas, bahkan gurun dan

gunung. Darah Nabi Yahya tertumpah ketika beliau berusaha mempertahankan kebenaran yang disampaikannya di istana raja yang

lalim. Peristiwa tragis itu berkaitan dengan seorang penari pelacur. Para ulama banyak menyebutkan keutamaan Yahya. Yahya

hidup sezaman dengan Nabi Isa dan termasuk kerabat dekatnya dari sisi ibu (anak bibinya).

Ada hadis yang meriwayatkan bahwa Yahya dan Isa pernah bertemu pada suatu hari. Lalu Isa berkata kepada Yahya, mintakanlah

ampun bagiku wahai Yahya. Sesungguhnya engkau lebih baik daripada aku. Yahya berkata: “Mintakanlah ampun bagiku wahai Isa

karena engkau lebih baik daripada aku.” Isa berkata: “Tidak, engkaulah yang lebih baik daripada aku. Engkau mengucapkan salam

kepadaku sedangkan Allah SWT mengucapkan salam kepadamu.”

Kisah tersebut menunjukkan keutamaan Yahya ketika Allah S”WT menyampaikan salam kepadanya pada hari ia dilahirkan, pada hari

ia mati, dan pada hari ia dibangkitkan kembali dalam keadaan hidup. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah pergi dan

menemui para sahabatnya. Pada suatu hari, beliau mendapau mereka sedang menyebut-nyebut keutamaan para nabi. Ada yang

mengatakan, Musa kalimullah (seorang nabi yang diajak bicara oleh Allah SWT). Ada yang mengatakan, Isa ruhullah (tiupan ruh

Allah SWT). Dan ada juga yang mengatakan, Ibrahim khalilullah (seorang kekasih Allah SWT).

Demikianlah para sahabat berbicara tentang para nabi lalu Rasulullah saw menemui mereka. Ketika Rasul saw mendapati mereka

tidak menyebut nama Yahya, beliau berkata: “Di manakah putra seorang syahid yang mendapatkan banyak penderitaan, yang memakan

pohon karena takut dosa, di manakah Yahya bin Zakaria.”

Sementara itu, datanglah musim semi di Palestina dan bumi tampak semakin menghijau dan langit semakin terang. Bulan dengan

cahayanya menembus puncak-puncak pohon dan kebun. Bunga-bunga mawar dan jeruk semakin berkembang dan baunya tersebar ke

udara. Dan burung-burung yang sedang berterbangan tampak bernyanyi dan melantunkan lagu-lagu kegembiraan di tengah-tengah

suasana yang ceria dan penuh keindahan.

Kemudian lahirlah Yahya. Kelahiran Yahya dipenuhi banyak mukjizat. Beliau lahir pada saat ayahnya Zakaria berusia lanjut

sehingga tampak seakan-akan ia putus asa karena tidak akan mempunyai keturunan. Beliau lahir melalui doa yang suci yang

bersumber dari hati Nabi Zakaria yang suci dan tulus. Nabi Yahya lahir di tengah-tengah masa yang dipenuhi dengan puncak

kesucian sebagaimana juga dihiasi dengan puncak kelaliman. Maryam adalah simbol puncak kesucian di zamannya.

Mihrabnya penuh dengan bau yang harum yang memancarkan kalimat-kalimat salat yang terus menerus dan zikir yang bersumber dari

hati yang suci. Mesjid tampak dipenuhi dengan gelombang orang-orang yang salat dan orang-orang mukmin yang berzikir. Namun

nun jauh di sana kelaliman tetap membunyikan genderangnya.

Yahya dilahirkan dan masa kecilnya tidak seperti lazimnya masa yang dilalui oleh anak-anak. Umumnya anak-anak saat itu

bermain hal-hal yang tidak berguna, sedangkan Yahya tampak serius sejak beliau kecil. Anak-anak kecil saat itu merasa senang

dan terhibur ketika mereka menyiksa binatang, sementara Yahya justru memberi makan bintang-binatang dan burung dari

makanannya sebagai bentuk belas kasihan darinya, bahkan terkadang Yahya sendiri makan dari daun-daun pohon atau buahnya.

Ketika beliau menginjak usia dewasa, maka cahaya wajahnya semakin bersinar dan hatinya penuh dengan hikmah dan cinta kepada

Allah SWT serta kedamaian. Yahya adalah seseorang yang menyukai membaca sejak usia dini. Beliau rajin membaca dan menggali

ilmu. Ketika beliau masih kecil, Allah SWT memanggilnya: “Hai Yahya, ambilah al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.

Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih anak-anak.”

Yahya mendapatkan perintah-saat beliau masih kecil-untuk mengambil Kitab dengan kekuatan. Yakni, hendaklah ia belajar kitab

dengan penuh ketelitian, Yaitu kitab syariat. Allah SWT memberinya kemampuan untuk mengetahui syariat dan memutuskan perkara

manusia saat beliau masih kecil. Yahya adalah orang yang paling alim di zamannya dan paling banyak menerima hikmah. Beliau

mempelajari syariat secara sempurna. Oleh karena itu, Allah SWT memberinya kekuasaan saat beliau masih kecil.

Beliau mampu menyelesaikan persoalan di antara manusia dan menjelaskan mereka rahasia-rahasia agama, bahkan beliau

mengenalkan merekajalan kebenaran dan mengingatkan mereka dari jalan kesalahan atau kebatilan. Kemudian Yahya semakin dewasa

dan ilmunya makin bertambah serta kasih sayangnya pun makin meningkat, baik kepada kedua orang tuanya maupun kepada binatang.

Kasih sayang Nabi Yahya meliputi segala sesuatu.

Beliau mengajak manusia untuk bertaubat dari dosa mereka; beliau memandikan mereka di sungai Jordania agar mereka menyucikan

diri mereka dengan taubat; beliau mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT. Di sana tidak terdapat seseorang yang ridak.

suka kepada Yahya atau menginginkan keburukan baginya. Yahya adalah seseorang yang sangat dicintai oleh masyarakatnya karena

ia memang seorang yang penyayang, seorang yang bertakwa, seorang yang alim, dan seorang yang berbudi mulia.

Beliau keluar dan pergi ke gunung dan kebun bahkan gurun dan tinggal di dalamnya selama berbulan-bulan untuk menyembah Allah

SWT dan menangis di hadapan-Nya serta salat. Beliau merasakan kedamaian di daratan, bahkan beliau tidak memperhatikan

makanannya. Beliau makan dari daun-daun pohon dan minum dari air sungai. Bahkan beliau makan belalang dan juga rumput. Beliau

tidur di gua mana pun yang ditemuinya di gunung dan lubang mana pun yang didapatinya di bumi.

Terkadang beliau masuk di suatu gua gunung lalu beliau menemukan binatang buas di dalamnya seperti serigala atau singa namun

karena kesibukannya dan konsentrasinya saat berzikir kepada Allah SWT dan salat sehingga beliau tidak lagi memperhatikan

serigala atau singa. Serigala dan singa itu melihat Nabi Yahya lalu mereka mengetahui bahwa ini adalah seorang Nabi Allah SWT

yang sangat berbelas kasih kepada binatang, maka binatang-binatang buas itu menundukkan kepalanya dan meninggalkan tempat itu

dengan tenang sehingga Nabi Yahya tidak mendengar suara mereka.

Pada kesempatan yang lain, Nabi Yahya memberi makan binatang-binatang buas dengan penuh kasih sayang. Bahkan beliau tidak

makan di malam harinya karena makanannya diberikan kepada binatang-binatang itu. Beliau merasa puas saat menjadikan salat dan

zikir sebagai makanan dari hatinya sebelum beliau memberi makanan pada tubuhnya. Beliau makan dari daun-daun pohon.

Beliau bermalam atau bergadang dalam keadaan air matanya berlinangan saat berzikir kepada Allah SWT dan tenggelam dalam

lautan cinta dan bersyukur kepada-Nya. Ketika Nabi Yahya berdiri di depan manusia untuk mengajak mereka menyembah Allah SWT,

maka beliau mampu membuat mereka menangis karena cinta dan khusuk. Beliau mampu mempengaruhi hati mereka dengan kebenaran

yang dibawanya dan beliau menampakkan bahwa beliau memang dekat dengan Allah SWT.

Pada suatu hari, Nabi Yahya keluar menemui manusia. Mesjid tampak ramai dipenuhi orang-orang. Nabi Yahya berdiri dan beliau

mulai berbicara: “Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan aku untuk menyampaikan kalimat-kalimat yang telah aku kerjakan dan aku

telah memerintahkan kalian untuk juga mengerjakannya. Hendaklah kalian menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya.

Barangsiapa yang menyekutukan Allah SWT dan menyembah selain-Nya, maka ia seperti seorang budak yang dibeli oleh majikannya

lalu ia bekerja dan memberikan tenaganya kepada tuan selain tuannya. Siapakah di antara kalian yang ingin memiliki budak

seperti itu.

Dan aku memerintahkan kalian untuk melaksanakan salat. Sesungguhnya Allah SWT melihat hamba-Nya saat ia salat. Oleh karena

itu, jika kalian salat, maka hendaklah kalian berusaha untuk khusuk. Aku pun memerintahkan kalian untuk berpuasa, maka siapa

yang melakukan demikian, maka ia seperti seseorang lelaki yang mempunyai bingkisan dari misik yang baunya harum. Setiap

lelaki ini berjalan, maka akan terpancarlah bau harum misik darinya. Aku pun memerintahkan kalian agar banyak melakukan zikir

kepada Allah SWT, maka orang seperti itu seperti seorang lelaki yang dicari-cari oleh musuhnya lalu ia segera berlindung

dalam benteng yang kuat. Dan benteng yang paling kuat adalah zikrullah dan tiada keselamatan tanpa benteng itu.”

Nabi Yahya mengakhiri nasihatnya lalu ia turun dari mimbar dan kembali ke gurun. Di gurun itu hanya terdapat pasir yang

berterbangan dan tiada suara lain selain suara angin dan napas pohon serta suara kaki-kaki binatang buas dan gerakan

batu-batu gunung. Di sanalah Yahya berdiri di tengah-tengah kesunyian ini. Beliau melaksanakan salat dan menangis.

Kemudian terjadilah pergulatan hebat antara Nabi Yahya dan pemerintah yang berkuasa. Salah seorang penguasa di zaman itu

adalah seorang yang lalim dan sempit akalnya. Kerusakan tersebar di istananya. Ia mendengar berita tentang Yahya. Ia heran

karena banyaknya manusia yang memberikan penghargaan dan penghormatan yang luar biasa kepada Yahya sedangkan ia sebagai

seorang raja tidak mendapatkan penghormatan yang demikian besar.

Raja tersebut ingin memperkosa istri saudaranya di mana ia mempunyai anak perempuan yang memiliki kecantikan yang terkenal.

Dalam cerita disebutkan bahwa anak perempuan itu mampu melakukan tarian yang mengagumkan sambil memakai tujuh helai baju.

Setiap ia menari, maka terlepaslah setiap baju yang dipakainya dan pada tarian yang terakhir, ia tampak dalam keadaan

telanjang.

Raja bertanya kepada Yahya, apakah ia boleh menikahi istri saudaranya. Yahya menjawab, itu tidak diperbolehkan. Raja tetap

berbicara kepada Yahya dan mendesak kepadanya agar membolehkannya menikah dengan wanita yang disukainya itu, dan hendaklah

Yahya mencari solusi atau fatwa yang sangat memuaskannya. Namun Yahya menolak keras untuk memenuhi permintaan raja itu.

Kemudian Yahya pun meninggalkannya. Akhirnya, raja tampak marah kepada Yahya dan memerintahkan agar Yahya dipenjara. Kemudian

raja itu pun memperkosa istri saudaranya. Anak perempuan wanita itu yang suka menari telah melihat Yahya saat ia berbicara

dengan raja. Anak perempuan itu sangat tertarik akan ketampanan Yahya dan keagungan kepribadiannya.

Ringkasnya, wanita yang ahli menari itu pun merasa jatuh cinta kepada Yahya. Ia pergi menemui Yahya di penjaranya dan ia

melihat Yahya dalam keadaan duduk salat dan menangis. Wanita itu terus mengawasi Yahya saat beliau salat sampai selesai. Lalu

ia meletakkan dirinya di bawah kaki Yahya dan memintanya agar mencintainya sebagaimana ia mencintai Yahya. Yahya menjawab

bahwa di dalam hatinya tidak ada cinta lain selain cinta kepada Allah SWT. Wanita itu pun bangkit dari tempatnya dalam

keadaan putus asa. Ia meninggalkan Yahya dalam keadaan hatinya dipenuhi kebencian padanya. Ia kembali ke istana raja.

Waktu Isya telah berakhir. Raja mulai meminum minuman kesukaannya, yaitu khamr. Wanita itu memberikan minum kepada raja.

Saking banyaknya raja minum, sampai-sampai raja merasa bahwa kepalanya seperti balon besar dan ia sebentar lagi akan terbang.

Di sanalah wanita penari itu segera memakai pakaian tarian dan kembali kepada raja. Raja melihatnya dan ia merasa kepalanya

bertambah besar dan wanita itu mulai menari. Lalu dipukullah rebana dan berbagai alat musik sehingga wanita itu tampak menari

dan menikmati tariannya. Pada tarian ketujuh ia berhenti lalu membuka wajahnya sambil berkata kepada raja: “Wahai tuanku, aku

ingin bertanya sedikit kepadamu.” Raja yang sedang mabuk itu berkata: “Segala sesuatu yang engkau inginkan akan kuberikan

kepadamu sekarang juga.” Wanita itu berkata: “Aku menginginkan kepala Yahya bin Zakaria.”

Mendengar perkataan itu, raja segera sadar dari mabuknya lalu ia merasakan ketakutan. Ia berkata kepadanya: “Mintalah

kepadaku yang lain saja.” Wanita itu berkata: “Aku menginginkan darah Yahya bin Zakaria.” Wanita ini adalah simbol keburukan.

Raja berkata sambil minum minuman keras yang keempat kalinya setelah empat puluh kali: “Bunuhlah Yahya!” Akhirnya, pemimpin

pasukan raja mengeluarkan perintah kepada anak buahnya untuk menghabisi Yahya. Kemudian Yahya meninggal secara tragis dan

meneguk madu syahadah.

Injil Mata pada pasal yang keempat belas menyebutkan suatu riwayat sebagai berikut:

“Hirdus telah menangkap Yuhana lalu ia menjebloskan ke dalam penjara karena Hirduya istri dari saudaranya. Sebab Yuhana

berkata kepadanya, engkau tidak boleh mengambilnya sebagai istrimu. Ia ingin membunuh Yuhana tetapi ia khawatir terhadap

reaksi masyarakat karena mereka menganggapnya sebagai seorang Nabi. Ketika diadakan acara kelahiran Hirdus salah seorang

perempuan anak dari Hirduya menari di tengah-tengah para hadirin sehingga Hirdus merasa kagum, karenanya kemudian ia

bersumpah bahwa apa pun yang diminta penari itu akan diturutinya. Wanita itu berkata: “Berikanlah kepadaku kepala Yuhana.”

(yuhana adalah nabi yahya)

Sebetulnya raja itu keberatan tetapi ia sudah terlanjur bersumpah dan disaksikan orang-orang di sekitarnya, maka ia pun

memerintahkan agar permintaan wanita itu dituruti. Kemudian kepala Yuhana dikirim dari penjara, dan diberikan kepada gadis

itu, lalu gadis itu membawanya kepada ibunya.” 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 10, 2011 inci Kisah Nabi

 

>Percakapan Nabi Musa dengan Tuhan

>

Musa A.S : Oh Tuhan, ajarilah kami sesuatu yang dapat kami pakai untuk berzikir dan berdo’a kepada Engkau.

Tuhan: Ucapkan, Laa Ilaaha Illlallaah hai Musa.

Musa A.S: Oh Tuhan, semua hamba-Mu telah mengucapkan kalimat itu.

Tuhan: Hai Musa, andaikan langit yang tujuh berserta seluruh penghuninya selain Aku, dan bumi yang tujuh ditimbang dengan Laa Ilaaha Illallaah, nescaya masih berat Laa Ilaaha Illallaah.

Kata Hikmah :

Kisah ini diambil dari hadis Nabi S.A.W yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Al-Hakim dari Abi Sa’id Al-Khud riyyi r.a.

Nilai Laa Ilaaha Illallaah lebih hebat daripada langit, bumi dan seluruh penghuninya.
Langit itu berpenghuni.
Bumi itu tujuh lapis sebagaimana langit.
Seutama-utama zikir adalah Laa Ilaaha Illallaah.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Oktober 2, 2010 inci Hikmah, Ilmu, Kisah Nabi, Nabi

 

>NABI IDRIS AS

>

Idris atau Nabi Idris a.s. (Arab: إدريس ) adalah salah seorang rasul yang merupakan putra Adam yang pertama kali diberikan hak kenabian oleh Allah setelah Adam sendiri dan Shiyth a.s. (Set menurut Yahudi dan Nasrani). Dalam Alkitab, Idris dikenal dengan nama Henokh.

Idris di dalam Al-Qur’an

Terdapat empat ayat yang berhubungan dengan Idris dalam Al-Qur’an, dimana ayat-ayat tersebut saling terhubung didalam Surah Maryam (Maryam) dan Surah Al-Anbiya’ (Nabi-nabi).“ Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (Qur’an 19:56-57) ”
“ Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh.” (Qur’an 21:85-86) ”

Idris dalam Hadits

Dalam sebuah hadits, Idris disebutkan sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan Muhammad dalam salah satu surga selama Mi’raj.
Diriwayatkan dari Abbas bin Malik: … Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, disana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku). ‘Ini adalah Idris; berilah dia salammu.’ Maka aku mengucapkan salam kepadanya dan ia mengucapkan salam kepadaku dan berkata. ‘Selamat datang, O saudaraku yang alim dan nabi yang saleh.; … Sahih Bukhari 5:58:227

Idris dipercayai sebagai seorang penjahit berdasarkan hadits ini:
Ibnu Abbas berkata, “Daud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala.” (dari al-Hakim)[1]

Idris dalam Tradisi Islam

Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam, putra dari Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Shiyth bin Adam a.s. yang menjadi keturunan pertama yang diutus menjadi nabi setelah Adam dan Shiyth. Menurut kitab tafsir, beliau hidup 1.000 tahun setelah Nabi Adam wafat.

Nabi Idris dianugerahi kepandaian dalam berbagai disiplin ilmu, kemahiran, serta kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia, seperti pengenalan tulisan, matematika, astronomi, dan lain sebagainya. Menurut suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan melupakan Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan bentuk kemarau yang berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah untuk mengakhiri hukuman tersebut. Allah mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya hujan.

Nabi Idris diperkirakan bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia dan akhirat.

Menurut buku berjudul The Prophet of God Enoch: Nabiyullah Idris, Idris adalah sebutan atau nama Arab bagi Enoch, nenek moyang Nabi Nuh. Beliau dinyatakan di dalam Al-Quran sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat beliau sedang berada di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat. Beliau hidup sampai usia 82 tahun.

Nasihat dan Ajaran

Berikut ini adalah beberapa nasihat dan untaian kata mutiara Nabi Idris.
Kesabaran yang disertai iman kepada Allah (akan) membawa kemenangan.
Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal salehnya.
Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula (untuk) puasa dan shalatmu.
Janganlah bersumpah palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu tidak ikut berdosa.
Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Oktober 2, 2010 inci Kisah Nabi, Nabi

 

>Nabi Adam AS

>

Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya, laut-lautannya dan tumbuh – tumbuhannya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yangdiciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

Kekhawatiran Para Malaikat.

Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu, mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu,disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari. Berkata mereka kepada Allah s.w.t.: “Wahai Tuhan kami! Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya,sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,nescaya akan bertengkar satu dengan lain,akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya,sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu.”

Allah berfirman, menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
“Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya.”
Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat,kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna

.
Iblis Membangkang.

Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain,yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah.

Tuhan bertanya kepada Iblis:”Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?”
Iblis menjawab:”Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur.”
Karena kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan,maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.

Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam,sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.

Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:
“Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah.”

Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda.

Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi,maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:”Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam.”
Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:”Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.”

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam,berfirmanlah Allah kepada mereka:”Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.”

Adam Menghuni Syurga.

Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya,menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga,ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:”Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?”

Berkatalah Adam:”Seorang perempuan.”Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya.”Siapa namanya?”tanya malaikat lagi.”Hawa”,jawab Adam.”Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?”,tanya malaikat lagi.
Adam menjawab:”Untuk mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah.”

Allah berpesan kepada Adam:”Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya,rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini.”

Iblis Mulai Beraksi.

Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.

Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.

Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: “Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata.”
Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:”Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami.”

Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi.

Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.

Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah,hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya,akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu.Berfirmanlah Allah kepada mereka:”Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yang telah ditentukan.”

Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

Kisah Adam dalam Al-Quran.

Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A’raaf ayat 11 sehingga 25

Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam.

Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oelh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia – keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.

Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf. Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.

Bahawasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.
Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat karena kesombongannya dan kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.

AddThis
 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Oktober 2, 2010 inci Kisah Nabi, Nabi

 

>Wasiat Allah Kepada Rasulullah

>

Nabi S.A.W., “Pada waktu malam saya diisrakkan sampai ke langit, Allah S.W.T telah memberikan lima wasiat, antaranya :

Janganlah engkau gantungkan hatimu kepada dunia kerana sesungguhnya Aku tidak menjadikan dunia ini untuk engkau.
Jadikan cintamu kepada-Ku sebab tempat kembalimu adalah kepada-Ku.
Bersungguh-sungguhlah engkau mencari syurga.
Putuskan harapan dari makhluk kerana sesungguhnya mereka itu sedikitpun tidak ada kuasa di tangan mereka.
Rajinlah mengerjakan sembahyang tahajjud kerana sesungguhnya pertolongan itu berserta qiamullail.
Ibrahim bin Adham berkata, “Telah datang kepadaku beberapa orang tetamu. Saya berkata kepada mereka, berikanlah nasihat yang berguna kepada saya, yang akan membuat saya takut kepada Allah S.W.T.

Lalu mereka berkata, “Kami wasiatkan kepada kamu 7 perkara, yaitu :

Orang yang banyak bicaranya janganlah kamu harapkan sangat kesedaran hatinya.
Orang yang banyak makan janganlah kamu harapkan sangat kata-kata himat darinya.
Orang yang banyak bergaul dengan manusia janganlah kamu harapkan sangat kemanisan ibadahnya.
Orang yang cinta kepada dunia janganlah kamu harapkan sangat khusnul khatimahnya.
Orang yang bodoh janganlah kamu harapkan sangat akan hidup hatinya.
Orang yang memilih berkawan dengan orang yang zalim janganlah kamu harapkan sangat kelurusan agamanya.
Orang yang mencari keredhaan manusia janganlah harapkan sangat akan keredhaan Allah daripadanya.”

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Oktober 1, 2010 inci Hikmah, Kisah Nabi

 

>Kisah Nabi Dawud dan Sulaiman

>

penulis Al-Ustadz Abu Muhammad Harits Abrar
Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman i
adl nabi-nabi utama dari kalangan Bani Israil. Allah
himpunkan bagi kedua nubuwwah dan hikmah serta kerajaan yg besar dan kuat.
Nabi Dawud
sebelum adl seorang prajurit dlm pasukan Thalut yg telah dipilih oleh salah seorang Nabi dari Bani Israil sebagai raja mereka. Thalut dipilih krn keberanian kekuatan serta luas ilmu pengetahuan tentang pemerintahan dan siasat perang. Hal ini sebagaimana Allah
firmankan:

وَزَادَهٌ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ
“Dan Allah menganugerahi ilmu yg luas dan tubuh yg perkasa.”
Ketika mereka berhadapan dgn Jalut serta tentara pasukan Thalut bersabar dan memohon pertolongan kepada Allah k
. Dawud p
ternyata melampaui keberanian mereka. Segera dia menghadapi Jalut dan membunuh sehingga sisa pasukan menderita kekalahan. Dan Allah
menolong Bani Israil.
Kemudian Allah
mengangkat Dawud menjadi Nabi dan memberi hikmah serta kerajaan yg kuat. Allah k
berfirman:

وَشَدَدْناَ مُلْكَهُ وَآتَيْناَهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطاَبِ
“Dan Kami kuatkan kerajaan dan Kami berikan kepada hikmah dan kebijaksanaan dlm menyelesaikan masalah.”
Allah k
telah memberi kekuatan dlm beribadah dan ilmu pengetahuan. Bahkan mensifatkan dgn dua sifat ini yg merupakan ciri kesempurnaan seseorang. Allah k
berfirman:

اصْبِرْ عَلَى ماَ يَقُوْلُوْنَ وَاذْكُرْ عَبْدَناَ دَاوُدَ ذَا اْلأَيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ
“Bersabarlah atas segala apa yg mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Dawud yg mempunyai kekuatan. Sesungguh dia seorang yg awwab.”
Di sini Allah k
sifati beliau sebagai seorang yg memiliki kekuatan besar dlm melaksanakan perintah Allah k
. Dan beliau adl seorang yg awwab krn begitu sempurna pengetahuan tentang Allah k
.
Allah
telah menundukkan burung-burung dan gunung-gunung agar bertasbih bersamanya. Beliau telah pula diberi anugerah oleh Allah berupa suara yg merdu yg belum pernah diterima oleh manusia sebelumnya.
Nabi Dawud
biasa tidur di pertengahan malam dan bangun pada sepertiga lalu tidur lagi pada seperenamnya. Beliau biasa berpuasa sehari dan sehari berbuka. Apabila bertemu dgn musuh mk siapapun akan melihat keperkasaan beliau yg menakjubkan. Allah k
telah pula melunakkan besi bagi dan mengajari bagaimana membuat baju besi perisai dan alat-alat perang lainnya. Beliaulah orang pertama membuat semua alat tersebut.
Allah k
pernah menegur beliau dgn mengutus dua orang malaikat sebagai dua orang yg sedang bersengketa. Kedua malaikat itu menemui Nabi Dawud di mihrab sehingga beliau merasa terkejut krn mereka masuk pada waktu yg tdk diizinkan seorangpun masuk ketika itu dgn cara memanjat dinding mihrab.
Allah k
berfirman menceritakan hal ini:

قَالُوا لاَ تَخَفْ خَصْماَنِ بَغَى بَعْضُناَ عَلَى بَعْضٍ فَاحْكُمْ بَيْنَناَ بِالْخَقِّ وَلاَ تُشْطِطْ وَاهْدِناَ إِلَى سَوَاءِ الصِّرَاطِ
“Jangan takut. Kami dua orang yg berselisih. Salah seorang dari kami berbuat dzalim terhadap yg lain. mk berilah keputusan di antara kami dgn adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yg lurus.”
Kemudian salah seorang menerangkan keadaan mereka katanya: ”Sesungguh saudaraku ini mempunyai 99 ekor kambing –yang dimaksudkan adl wanita – sedangkan saya hanya mempunyai satu ekor. Lalu dia berkata: ‘Serahkanlah kambingmu kepadaku’ dan dia mengalahkan saya dlm perdebatan. Arti alasan dia lbh kuat sehingga mengalahkan pendapat saya.”
Lalu Dawud p
berkata sebagaimana diceritakan oleh Allah k
:

قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعْجَتِكَ إِلَى نِعاَجَِهِ وَإِنَّ كَثِيْراً مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ إِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحاَتِ وَقَلِيْلٌ ماَ هُمْ
“Sesungguh dia telah berbuat dzalim kepadamu dgn meminta kambingmu itu utk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguh kebanyakan orang2 yg berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada yg lain kecuali orang2 yg beriman dan beramal shalih dan amat sedikitlah mereka itu.”
Akhir Nabi Dawud
mengetahui bahwa dialah yg dimaksud dlm kasus tersebut beliaupun tersadar. Allah
berfirman:

وَظَنَّ دَاوُدُ أَنَّماَ فَتَنَّاهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعاً وَأَناَبَ. فَغَفَرْناَ لَهُ ذَلِكَ وَإِنَّ لَهُ عِنْدَناَ لَزُلْفَى وَحُسْنَ مَئاَبٍ
“Dan Dawud mengetahui bahwa Kami menguji mk diapun meminta ampun kepada Rabb menyungkur sujud dan bertaubat. mk Kami ampuni kesalahan dan sesungguh dia mempunyai kedudukan yg dekat di sisi Kami dan tempat kembali yg baik.”
Akhir Allah k
menghapus dosa beliau dan keadaan jauh lbh baik daripada sebelum kejadian itu. Beliau mendapat tempat yg sangat dekat di sisi Allah k
dan kesudahan yg baik.
Allah k
berfirman:

ياَ دَاوُدُ إِناَّ جَعَلْناَكَ خَلِيْفَةً فِي اْلأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ الناَّسِ بِالْخَقِّ وَلاَ تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ
“Hai Dawud sesungguh Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi. mk berilah keputusan dgn adil di antara manusia. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena hawa nafsu itu akan menyesatkanmu dari jalan Allah.”
Sedangkan kepada Nabi Sulaiman bin Dawud
Allah
telah memberi nubuwah mewarisi ilmu nubuwah dan kerajaan ayahnya. Bahkan Allah
memberikan tambahan bagi kerajaan yg besar yg belum pernah dimiliki siapapun sebelum ataupun sesudahnya.
Allah
menundukkan kepada angin yg berhembus menurut ke mana saja beliau kehendaki yg perjalanan di waktu pagi sama dgn perjalanan sebulan dan di waktu sore juga sama dgn perjalanan sebulan. Juga para jin dan syaithan serta Ifrit yg mengerjakan untuk pekerjaan besar menurut keinginannya. Mereka membuat utk Nabi Sulaiman
gedung-gedung tinggi patung-patung dan piring-piring yg seperti kolam dan periuk-periuk yg . Mereka datang dan pergi kemanapun sesuai kehendaknya.
Allah
juga menundukkan kepada pasukan dari manusia jin dan burung-burung lalu mereka diatur dgn tata tertib yg mengagumkan. Allah
mengajarkan kepada beliau pengertian tentang suara burung dan seluruh hewan yg ada. Dan mereka kadang mengajak beliau berbicara dan beliau pun memahami pembicaraan mereka. Oleh sebab itu beliau dapat berdialog dgn Hud Hud dan menanyai juga mengerti ucapan seekor semut ketika mengingatkan semut-semut lainnya. Allah k
berfirman:

ياَ أَيُّهاَ النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لاَ يَحْطِمَنَّكُمْ سَلَيْماَنُ وَجُنُوْدُهُ وَهُمْ لاَ يَشْعُرُوْنَ
“Hai semut-semut masuklah ke dlm sarang-sarangmu agar kamu tdk diinjak oleh Sulaiman dan tentara sedangkan mereka tdk menyadarinya.”
Semut itu memperingatkan dan memerintahkan supaya para semut itu melindungi diri mereka dari Sulaiman dan pasukannya. Nabi Sulaiman tersenyum dan tertawa mendengar kata-kata semut itu lalu berkata:

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضاَهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِباَدِكَ الصَّالِحِيْنَ
“Wahai Rabbku berilah aku ilham utk tetap mensyukuri ni’mat-Mu yg telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku. Dan agar aku mengerjakan amal shalih yg Engkau ridhai dan masukkanlah aku dgn rahmat-Mu ke dlm golongan hamba-hamba-Mu yg shalih.”
Salah satu bentuk kebaikan dan ketelitian pengaturan beliau adl beliau sendiri yg langsung turun tangan memeriksa pasukannya. Padahal sudah ada masing-masing yg menjadi pengawas mereka. Juga krn firman Allah k
yg berbunyi “Mereka diatur dgn tertib dlm barisan” menunjukkan hal itu. Sehingga beliau sendiri mencari burung-burung agar mengetahui apakah dia berada di markas atau tidak. Allah
menceritakan hal ini dlm Al Qur`an ketika Nabi Sulaiman tdk melihat burung Hud Hud beliau berkata:

ماَ لِيَ لاَ أَرَى الْهُدْهُدَ اَمْ كاَنَ مِنَ الْغاَئِبِيْنَ
“Mengapa aku tdk melihat Hud Hud apakah dia temasuk yg tdk hadir?”
Dan bukan seperti komentar sebagian mufassir bahwa beliau mencari Hud Hud adl agar mencarikan daerah yg banyak air seberapa jauh dari tempat mereka saat itu. Karena sesungguh tanggapan tersebut berbeda jauh dgn susunan kalimat Al Qur‘an. Allah tdk mengatakan bahwa beliau mencari Hud Hud tapi justeru mengatakan dlm ayat itu
وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ
“Dan dia memeriksa burung-burung”.
Kemudian Nabi Sulaiman mengancam krn telah menyelisihi perintahnya. Namun krn kerajaan ditegakkan di atas keadilan beliau menyebutkan pengecualian. Allah
berfirman menceritakan hal ini:

لأُعَذِّبَنَّهُ عَذَاباً شَدِيْداً أَوْ لأَذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسٌلْطاَنٍ مُبِيْنٍ. فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيْدٍ فَقَالَ أَحِطْتُ بِماَ لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِيْنٍ. إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهاَ عَرْشٌ عَظِيْمٌ. وَجَدْتُهاَ وَقَوْمَهاَ يَسْجُدُوْنَ لِلشَّمْسِ مِنْ دَوْنِ اللهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطاَنُ أَعْماَلَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ فَهٌمْ لاَ يَهْتَدُوْنَ. أَلاَّ يَسْجُدُوا ِللهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّماَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَيَعْلَمُ ماَ تُخْفُوْنَ وَماَ تُعْلِنُوْنَ. اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
“Sungguh aku benar-benar akan mengadzab dgn adzab yg keras atau benar-benar menyembelih kecuali jika dia benar-benar datang kepadaku dgn alasan yg jelas. mk tdk lama kemudian datanglah Hud Hud lalu ia berkata:”Aku telah mengetahui sesuatu yg kamu belum mengetahui dan kubawa kepadamu dari negeri Saba` suatu berita yg penting diyakini Sesungguh aku menjumpai seorang wanita yg memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yg besar. Aku mendapati dia dan kaum menyembah matahari selain Allah. Dan syaithan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan Allah sehingga mereka tdk mendapat petunjuk. Mengapakah mereka tdk sujud kepada Allah Yang Mengeluarkan apa yg tersembunyi di langit dan bumi.
Dan Yang mengetahui apa yg kamu sembunyikan dan apa yg kamu tampakkan. Allah tdk ada ilah kecuali Dia Rabb yg Mempunyai ‘arsy yg besar.”
Dalam kesempatan yg demikian singkat ini Hud Hud datang membawa berita besar ini. Disampaikan kepada Nabi Sulaiman tentang penguasa negeri Yaman seorang ratu. Dan ratu itu dianugeahi segala yg dibutuhkan oleh seorang penguasa bahkan mempunyai singgasana yg besar. Hud Hud ternyata bukan hanya memahami kerajaan dan kekuatan mereka tetapi juga mengerti apa yg menjadi keyakinan rakyat Saba`. Mereka adl orang2 yg musyrik menyembah matahari. Hud Hud dgn tegas mengingkari kesyirikan yg mereka lakukan.
Hal ini menunjukkan bahwa hewan-hewan itu sesungguh mengenal Rabb mereka di mana mereka juga bertasbih memuji dan mentauhidkan-Nya. Mereka mempunyai rasa cinta kepada orang2 yg beriman dan mereka juga taat kepada Rabbnya. Bahkan mereka juga membenci orang2 kafir dan orang yg mendustakan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Mereka tunduk kepada Allah dgn sikap ini.
Sumber: http://www.asysyariah.com

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Oktober 1, 2010 inci Kisah Nabi

 

>Kisah Nabi Dawud dan Sulaiman

>

penulis Al-Ustadz Abu Muhammad Harits Abrar
Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman i
adl nabi-nabi utama dari kalangan Bani Israil. Allah k
himpunkan bagi kedua nubuwwah dan hikmah serta kerajaan yg besar dan kuat.
Nabi Dawud p
sebelum adl seorang prajurit dlm pasukan Thalut yg telah dipilih oleh salah seorang Nabi dari Bani Israil sebagai raja mereka. Thalut dipilih krn keberanian kekuatan serta luas ilmu pengetahuan tentang pemerintahan dan siasat perang. Hal ini sebagaimana Allah k
firmankan:

وَزَادَهٌ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ
“Dan Allah menganugerahi ilmu yg luas dan tubuh yg perkasa.”
Ketika mereka berhadapan dgn Jalut serta tentara pasukan Thalut bersabar dan memohon pertolongan kepada Allah k
. Dawud p
ternyata melampaui keberanian mereka. Segera dia menghadapi Jalut dan membunuh sehingga sisa pasukan menderita kekalahan. Dan Allah k
menolong Bani Israil.
Kemudian Allah k
mengangkat Dawud menjadi Nabi dan memberi hikmah serta kerajaan yg kuat. Allah k
berfirman:

وَشَدَدْناَ مُلْكَهُ وَآتَيْناَهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطاَبِ
“Dan Kami kuatkan kerajaan dan Kami berikan kepada hikmah dan kebijaksanaan dlm menyelesaikan masalah.”
Allah k
telah memberi kekuatan dlm beribadah dan ilmu pengetahuan. Bahkan mensifatkan dgn dua sifat ini yg merupakan ciri kesempurnaan seseorang. Allah k
berfirman:

اصْبِرْ عَلَى ماَ يَقُوْلُوْنَ وَاذْكُرْ عَبْدَناَ دَاوُدَ ذَا اْلأَيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ
“Bersabarlah atas segala apa yg mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Dawud yg mempunyai kekuatan. Sesungguh dia seorang yg awwab.”
Di sini Allah k
sifati beliau sebagai seorang yg memiliki kekuatan besar dlm melaksanakan perintah Allah k
. Dan beliau adl seorang yg awwab krn begitu sempurna pengetahuan tentang Allah k
.
Allah k
telah menundukkan burung-burung dan gunung-gunung agar bertasbih bersamanya. Beliau telah pula diberi anugerah oleh Allah berupa suara yg merdu yg belum pernah diterima oleh manusia sebelumnya.
Nabi Dawud p
biasa tidur di pertengahan malam dan bangun pada sepertiga lalu tidur lagi pada seperenamnya. Beliau biasa berpuasa sehari dan sehari berbuka. Apabila bertemu dgn musuh mk siapapun akan melihat keperkasaan beliau yg menakjubkan. Allah k
telah pula melunakkan besi bagi dan mengajari bagaimana membuat baju besi perisai dan alat-alat perang lainnya. Beliaulah orang pertama membuat semua alat tersebut.
Allah k
pernah menegur beliau dgn mengutus dua orang malaikat sebagai dua orang yg sedang bersengketa. Kedua malaikat itu menemui Nabi Dawud di mihrab sehingga beliau merasa terkejut krn mereka masuk pada waktu yg tdk diizinkan seorangpun masuk ketika itu dgn cara memanjat dinding mihrab.
Allah k
berfirman menceritakan hal ini:

قَالُوا لاَ تَخَفْ خَصْماَنِ بَغَى بَعْضُناَ عَلَى بَعْضٍ فَاحْكُمْ بَيْنَناَ بِالْخَقِّ وَلاَ تُشْطِطْ وَاهْدِناَ إِلَى سَوَاءِ الصِّرَاطِ
“Jangan takut. Kami dua orang yg berselisih. Salah seorang dari kami berbuat dzalim terhadap yg lain. mk berilah keputusan di antara kami dgn adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yg lurus.”
Kemudian salah seorang menerangkan keadaan mereka katanya: ”Sesungguh saudaraku ini mempunyai 99 ekor kambing –yang dimaksudkan adl wanita – sedangkan saya hanya mempunyai satu ekor. Lalu dia berkata: ‘Serahkanlah kambingmu kepadaku’ dan dia mengalahkan saya dlm perdebatan. Arti alasan dia lbh kuat sehingga mengalahkan pendapat saya.”
Lalu Dawud p
berkata sebagaimana diceritakan oleh Allah k
:

قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعْجَتِكَ إِلَى نِعاَجَِهِ وَإِنَّ كَثِيْراً مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ إِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحاَتِ وَقَلِيْلٌ ماَ هُمْ
“Sesungguh dia telah berbuat dzalim kepadamu dgn meminta kambingmu itu utk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguh kebanyakan orang2 yg berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada yg lain kecuali orang2 yg beriman dan beramal shalih dan amat sedikitlah mereka itu.”
Akhir Nabi Dawud p
mengetahui bahwa dialah yg dimaksud dlm kasus tersebut beliaupun tersadar. Allah k
berfirman:

وَظَنَّ دَاوُدُ أَنَّماَ فَتَنَّاهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعاً وَأَناَبَ. فَغَفَرْناَ لَهُ ذَلِكَ وَإِنَّ لَهُ عِنْدَناَ لَزُلْفَى وَحُسْنَ مَئاَبٍ
“Dan Dawud mengetahui bahwa Kami menguji mk diapun meminta ampun kepada Rabb menyungkur sujud dan bertaubat. mk Kami ampuni kesalahan dan sesungguh dia mempunyai kedudukan yg dekat di sisi Kami dan tempat kembali yg baik.”
Akhir Allah k
menghapus dosa beliau dan keadaan jauh lbh baik daripada sebelum kejadian itu. Beliau mendapat tempat yg sangat dekat di sisi Allah k
dan kesudahan yg baik.
Allah k
berfirman:

ياَ دَاوُدُ إِناَّ جَعَلْناَكَ خَلِيْفَةً فِي اْلأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ الناَّسِ بِالْخَقِّ وَلاَ تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ
“Hai Dawud sesungguh Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi. mk berilah keputusan dgn adil di antara manusia. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena hawa nafsu itu akan menyesatkanmu dari jalan Allah.”
Sedangkan kepada Nabi Sulaiman bin Dawud i
Allah k
telah memberi nubuwah mewarisi ilmu nubuwah dan kerajaan ayahnya. Bahkan Allah k
memberikan tambahan bagi kerajaan yg besar yg belum pernah dimiliki siapapun sebelum ataupun sesudahnya.
Allah k
menundukkan kepada angin yg berhembus menurut ke mana saja beliau kehendaki yg perjalanan di waktu pagi sama dgn perjalanan sebulan dan di waktu sore juga sama dgn perjalanan sebulan. Juga para jin dan syaithan serta Ifrit yg mengerjakan untuk pekerjaan besar menurut keinginannya. Mereka membuat utk Nabi Sulaiman p
gedung-gedung tinggi patung-patung dan piring-piring yg seperti kolam dan periuk-periuk yg . Mereka datang dan pergi kemanapun sesuai kehendaknya.
Allah k
juga menundukkan kepada pasukan dari manusia jin dan burung-burung lalu mereka diatur dgn tata tertib yg mengagumkan. Allah k
mengajarkan kepada beliau pengertian tentang suara burung dan seluruh hewan yg ada. Dan mereka kadang mengajak beliau berbicara dan beliau pun memahami pembicaraan mereka. Oleh sebab itu beliau dapat berdialog dgn Hud Hud dan menanyai juga mengerti ucapan seekor semut ketika mengingatkan semut-semut lainnya. Allah k
berfirman:

ياَ أَيُّهاَ النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لاَ يَحْطِمَنَّكُمْ سَلَيْماَنُ وَجُنُوْدُهُ وَهُمْ لاَ يَشْعُرُوْنَ
“Hai semut-semut masuklah ke dlm sarang-sarangmu agar kamu tdk diinjak oleh Sulaiman dan tentara sedangkan mereka tdk menyadarinya.”
Semut itu memperingatkan dan memerintahkan supaya para semut itu melindungi diri mereka dari Sulaiman dan pasukannya. Nabi Sulaiman tersenyum dan tertawa mendengar kata-kata semut itu lalu berkata:

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضاَهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِباَدِكَ الصَّالِحِيْنَ
“Wahai Rabbku berilah aku ilham utk tetap mensyukuri ni’mat-Mu yg telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku. Dan agar aku mengerjakan amal shalih yg Engkau ridhai dan masukkanlah aku dgn rahmat-Mu ke dlm golongan hamba-hamba-Mu yg shalih.”
Salah satu bentuk kebaikan dan ketelitian pengaturan beliau adl beliau sendiri yg langsung turun tangan memeriksa pasukannya. Padahal sudah ada masing-masing yg menjadi pengawas mereka. Juga krn firman Allah k
yg berbunyi “Mereka diatur dgn tertib dlm barisan” menunjukkan hal itu. Sehingga beliau sendiri mencari burung-burung agar mengetahui apakah dia berada di markas atau tidak. Allah k
menceritakan hal ini dlm Al Qur`an ketika Nabi Sulaiman tdk melihat burung Hud Hud beliau berkata:

ماَ لِيَ لاَ أَرَى الْهُدْهُدَ اَمْ كاَنَ مِنَ الْغاَئِبِيْنَ
“Mengapa aku tdk melihat Hud Hud apakah dia temasuk yg tdk hadir?”
Dan bukan seperti komentar sebagian mufassir bahwa beliau mencari Hud Hud adl agar mencarikan daerah yg banyak air seberapa jauh dari tempat mereka saat itu. Karena sesungguh tanggapan tersebut berbeda jauh dgn susunan kalimat Al Qur‘an. Allah tdk mengatakan bahwa beliau mencari Hud Hud tapi justeru mengatakan dlm ayat itu
وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ
“Dan dia memeriksa burung-burung”.
Kemudian Nabi Sulaiman mengancam krn telah menyelisihi perintahnya. Namun krn kerajaan ditegakkan di atas keadilan beliau menyebutkan pengecualian. Allah k
berfirman menceritakan hal ini:

لأُعَذِّبَنَّهُ عَذَاباً شَدِيْداً أَوْ لأَذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسٌلْطاَنٍ مُبِيْنٍ. فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيْدٍ فَقَالَ أَحِطْتُ بِماَ لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِيْنٍ. إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهاَ عَرْشٌ عَظِيْمٌ. وَجَدْتُهاَ وَقَوْمَهاَ يَسْجُدُوْنَ لِلشَّمْسِ مِنْ دَوْنِ اللهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطاَنُ أَعْماَلَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ فَهٌمْ لاَ يَهْتَدُوْنَ. أَلاَّ يَسْجُدُوا ِللهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّماَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَيَعْلَمُ ماَ تُخْفُوْنَ وَماَ تُعْلِنُوْنَ. اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
“Sungguh aku benar-benar akan mengadzab dgn adzab yg keras atau benar-benar menyembelih kecuali jika dia benar-benar datang kepadaku dgn alasan yg jelas. mk tdk lama kemudian datanglah Hud Hud lalu ia berkata:”Aku telah mengetahui sesuatu yg kamu belum mengetahui dan kubawa kepadamu dari negeri Saba` suatu berita yg penting diyakini Sesungguh aku menjumpai seorang wanita yg memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yg besar. Aku mendapati dia dan kaum menyembah matahari selain Allah. Dan syaithan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan Allah sehingga mereka tdk mendapat petunjuk. Mengapakah mereka tdk sujud kepada Allah Yang Mengeluarkan apa yg tersembunyi di langit dan bumi.
Dan Yang mengetahui apa yg kamu sembunyikan dan apa yg kamu tampakkan. Allah tdk ada ilah kecuali Dia Rabb yg Mempunyai ‘arsy yg besar.”
Dalam kesempatan yg demikian singkat ini Hud Hud datang membawa berita besar ini. Disampaikan kepada Nabi Sulaiman tentang penguasa negeri Yaman seorang ratu. Dan ratu itu dianugeahi segala yg dibutuhkan oleh seorang penguasa bahkan mempunyai singgasana yg besar. Hud Hud ternyata bukan hanya memahami kerajaan dan kekuatan mereka tetapi juga mengerti apa yg menjadi keyakinan rakyat Saba`. Mereka adl orang2 yg musyrik menyembah matahari. Hud Hud dgn tegas mengingkari kesyirikan yg mereka lakukan.
Hal ini menunjukkan bahwa hewan-hewan itu sesungguh mengenal Rabb mereka di mana mereka juga bertasbih memuji dan mentauhidkan-Nya. Mereka mempunyai rasa cinta kepada orang2 yg beriman dan mereka juga taat kepada Rabbnya. Bahkan mereka juga membenci orang2 kafir dan orang yg mendustakan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Mereka tunduk kepada Allah dgn sikap ini.
Sumber: http://www.asysyariah.com

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Oktober 1, 2010 inci Kisah Nabi

 

>Ratu balqis

>

Di antara sekian banyak kisah dalam Al-Quran, tersebutlah kisah Ratu Saba’ dan masyarakatnya yang hidup di zaman kenabian Nabi Sulaiman.

Kerajaan Saba

Kerajaan Saba merupakan salah satu kerajaan kuno terbesar di daerah Yaman yang hadir pada jauh sebelum Masehi dan sebelum Islam disebarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Ibu kotanya adalah Ma’rib, sebuah kota di dekat Sana’a,ibukota Yaman sekarang. Saking besarnya kekuasaan kerajaan ini, para sejarawan menyimpulkan bahwa luas daerah wilayahnya lebih luas dari wilayah Yaman sekarang. Banyak ahli yang menyebutkan bahwa Habasyah yang sekarang dikenal dengan Etiopia dahulunya masuk ke dalam kawasan kekuasaan kerajaan Saba.
Yang menjadikan kerajaan ini masuk ke dalam catatan sejarah Al-Quran adalah adanya salah satu ratu yang memerintahnya.Balqis. Namun banyak di antara ahli tafsir yang mengatakan bahwa nama tersebut masuk ke kalangan umat Islam dengan media israiliyyaat, dongeng turun temurun orang Israel yang mereka akui bersumber dari kitab Taurat.


Ratu Saba’

Terlepas dari hal itu, Balqis menjadi orang ketujuh-belas yang memerintah kerajaan Saba’. Yang memerintah sebelumnya adalah ayahnya, raja Hadhad bin Syarhabil. Para sejarawan berasumsi bahwa Balqis menaiki tahta menggantikan ayahnya disebabkan tidak adanya anak putra yang dilahirkan untuk menggantikannya.
Dalam masa pemerintahannya sebagai kepala kerajaan, Balqis banyak menerima cobaan dan ujian berat. Semua itu kelak membuktikan kepiawaiannya sebagai ratu yang berhak dan berkompeten untuk memimpin kaum dan rakyatnya. Pada awal diangkatnya sebagai ratu, para ahli dan pembesar kaumnya meingingkari kepemimpinan seorang wanita. Belum lagi hasrat yang dipendam oleh raja-raja di sekitar Saba untuk menaklukkan dan menguasai kerajaan ini. Salah satunya adalah raja ‘Amr bin Abrahah yang dijuluki dengan Dzul Adz’ar.
Maka datanglah Dzul Adz’ar dengan segenap bala tentaranya untuk menaklukkan kerajaan Saba’ dan menawan ratunya. Namun berkat kelihaian dan pengawasan yang tajam yang dimiliki Balqis, dia berhasil lolos dan kabur.Dzul Adz’ar tewas dengan gorokan pisau di lehernya. Dan semenjak itu Balqis memerintah kaumnya dengan penuh hikmah, adil dan bijaksana. Dalam kekuasaannya, Saba meraih kegemilangan. Salah satu capaian yang diukir oleh Balqis adalah direnovasinya bendungan yang terkenal sad Ma’rib. Nama kerajaan ini menjadi terkenal di kawasan Arabia dan sebagian Eropa. Dalam sejarah Yunani kuno disebutkan bahwa pada zamannya terjadi transaksi perdagangan di antara tajir-tajir Saba dan Yunani. Bahkan para pedagang Yunani yang telah mengunjungi kerajaan Saba menyebutkan bahwa masyarakat Saba merupakan masyarakat berperadaban paling maju di era itu.
Ratu Saba dan Nabi Sulaiman
Pada saat kerajaan Saba di bawah pemerintahan ratunya sedang berada dalam puncak kegelimangan, Nabi Sulaiman alaihissalam telah menjadi salah satu raja terkenal di antara bani Israil di kawasan Palestina (Syam). Sulaiman dikaruniai Allah kemampuan untuk berkomunikasi dan menaklukkan golongan hewan dan jin. Oleh karena itu tidak mengherankan jika dari skala bala tentara, jumlah yang dimiliki Sulaiman lebih besar daripada bala tentara Saba.

Kisah ini tersebut dalam firman Allah surat An-Naml ayat 20-44.

Alkisah –dalam sebuah penafsiran- bahwa pada suatu kesempatan Nabi Sulaiman mengutus burung Hudhud untuk mencari sumber air tambahan. Lama tak kembali ternyata Hudhud sampai ke daerah Yaman dan menemukan sebuah kaum (rakyat Saba) yang diperintah oleh seorang ratu. Yang menarik perhatian Hudhud adalah ketika dilihatnya kaum ini musyrik dengan menyembah matahari.

Nabi Sulaiman naik pitam sebab keterlambatan ini dan berjanji akan menghukum Hudhud sesegeranya ia tiba, kecuali Hudhud terlambat dengan alasan yang masuk akal. Maka berkata Hudhud sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:


Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri
Saba suatu berita penting yang diyakini” Q.S. An-Naml: 22
“Sungguh, kudapati yang memerintah mereka ,dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar” ” Q.S. An-Naml: 23
“Aku dapati dia dan kaumnya menyembah matahari,bukan kepada Allah dan setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka,sehingga menghalangi mereka dari jalan Allah,maka mereka tidak mendapat petunjuk” ” Q.S. An-Naml: 24
“Mereka (juga) tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan yang kamu nyatakan” ” Q.S. An-Naml: 25
“Allah,tidak ada Tuhan melainkan Dia,Tuhan yang mempunyai ‘Arasy yang agung” ” Q.S. An-Naml: 26


Nabi Sulaiman yang terkenal dengan kematangan akal dan hikmahnya tidak merespon kecuali dengan berkata:
“Akan kita lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta”. ” Q.S. An-Naml: 27
Lalu Nabi Sulaiman mengirimkan sebuah surat kepada Balqis ratu Saba yang berisi ajakan untuk hanya menyembah Allah S.W.T.

Isi surat Nabi Sulaiman ini tertera dalam Quran sebagai berikut:

“Dari SuIaiman dan sesungguhnya dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”” Q.S. An-Naml: 30-31


Balqis dan Musyawarah

Manakala ratu Balqis menerima dan membaca surat dari Sulaiman, segera ia kumpulkan para menteri dan para pembesar di antara kaumnya. Balqis meminta agar mereka memusyawarahkan perihal surat Sulaiman ini. Hal ini diabadikan oleh Al-Quran sebagaimana Balqis berkata:

“Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)” ” Q.S. An-Naml: 32

Saat itu kerajaan
Saba telah terkenal di antara raja-raja lainnya sebagai salah satu kerajaan terkuat dengan bala tentaranya yang tangguh. Maka para menteri ketika membaca surat itu menganggap bahwa Sulaiman meremehkan mereka.
Maka para menteri itu berkata:
“Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu. Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”. ” Q.S. An-Naml: 33
Hal ini mengisyaratkan bahwa mereka lebih memilih perang daripada berserah diri kepada kekuasaan Sulaiman.

Namun ternyata Balqis memiliki pandangan yang lebih jauh ke depan, tatkala dia berkata:

“bahwa raja-raja apabila memasuki suatu negeri niscaya mereka membinasakannya. Dan mereka menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat”. ” Q.S. An-Naml: 34
Disini letak kepiawaian dan kecerdasan Balqis. Dia lebih menganjurkan untuk terlebih dahulu mengirimkan hadiah kepada Sulaiman, dengan harapan semoga Sulaiman bisa lunak hatinya bahkan berubah pikiran sama sekali. Para pembesar menyetujui usulan Balqis. Maka diutuslah beberapa pembesar untuk menghadap Sulaiman seraya membawa persembahan hadiah.

Sesampainya para utusan di depan Sulaiman, utusan Allah ini berkata:

“Apakah patut kamu mengulurkan harta kepadaku? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya” ” Q.S. An-Naml: 36-37

Maka tatkala Balqis mendengar jawaban yang disampaikan para utusannya, tahulah ia siapa dan betapa kuatnya Sulaiman dan bala tentaranya. Maka dikumpulkannyalah seluruh tentara dan pengawal pribadinya untuk menuju Syam demi menemui Sulaiman.
Sementara itu ketika Sulaiman mengetahui bahwa Balqis akan datang, beliau kumpulkan semua pembesarnya seraya meminta untuk mendatangkan singgasana Balqis ke Syam sebelum mereka datang. Alhasil,Ifrit menyanggupi untuk mendatangkannya sebelum Nabi Sulaiman berkedip. Setelah itu dimintanya agar singgasana itu dirubah sedemikian rupa agar Balqis tidak mengenalinya. Hal ini untuk menguji sejauh mana kecerdikan dan ketajaman Balqis sehingga ia memang patut untuk memerintah kaumnya.
Ketika Balqis dan tentaranya sampai dan telah duduk di singgasananya sendiri, Nabi Sulaiman bertanya:

“seperti inikah singgasanamu?”Maka Balqis menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku” ” Q.S. An-Naml: 42
Dan ini bukti lain dari kecerdikan Balqis, sebab ketika ia menjawab dengan pertanyaan itu sesungguhnya dia tidak yakin bahwa bagaimana mungkin singgasana dapat berpindah tempat dalam waktu yang begitu cepat. Namun dalam keraguan itu dia tidak memungkiri bahwa singgasana itu mirip dengan kepunyaannnya. Dan memang sesungguhnya singgasana adalah miliknya hanya telah dirubah atas perintah Sulaiman.
Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Namun, ketika berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu Balqis tercengang,karena mengira air pada lantai istana nabi Sulaiman, sehingga menyingsingkan kainnya.

Firman Allah :

“Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia (Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya.“Berkatalah Sulaiman; sesungguhnya ini adalah istana licin yang dibuat dari kaca” ” Q.S. An-Naml: 44
Pada saat yang sama Balqis segera teringat akan sebuah kenabian yang menyebutkan bahwa akan datang padanya seorang nabi Allah yang sanggup memindahkan singgasananya dalam sekejap mata. Pada saat itulah Balqis segera sadar bahwa dirinya dan kaumnya telah berlaku zalim dengan mempersekutukan Allah. Saat itu pula Balqis menyeru seluruh kaumnya untuk memeluk agama yang dibawa oleh Sulaiman.

Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”” Q.S. An-Naml: 44



Pada akhirnya, kisah ratu

Saba dan Nabi Sulaiman ini akan selalu abadi di dalam Al-Quran hingga ke akhir zaman. Hal ini tidak lain agar setiap ulil albab yang membacanya bisa mengambil ‘ibrah dan pelajaran-pelajaran berharga.

– o0o –
 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 30, 2010 inci Kisah Nabi

 

>Isteri Nabi Sulaiman as

>




Pernikahan Nabi Sulaiman dengan Ratu Bulqis

Berawal dari sang Ayah,
Nabi Daud yang konon sudah memiliki 99 isteri.
Satu waktu, beliau jatuh cinta lagi pada isteri seorang prajurit.
Beberapa saat kemudian, di saat ia memasuki istananya,
Entah darimana datangnya, 2 orang sedang berseteru.
Nabi Daud bertanya,
“Wahai, ada apakah ini ? Mengapakah engkau bertengkar dengan saudaramu ?”
“Saudara saya ini punya 99 kambing Ya nabi, sedangkan aku cuma memiliki 1 kambing saja. Tapi milikku yang satu ini mau diminta pula”
Nabi Daud menjawab,
“Apa yang engkau lakukan sungguh hina. Bukankah engkau sudah memiliki 99 kambing. Mengapa milik saudaramu sendiri yang cuma 1 itu engkau minta pula ?”
Salah seorang dari mereka menjawab,
“lalu mengapakah engkau masih mengharap isteri orang Nabi ? Sementara engkau sudah memiliki 99 isteri ?”
Tahulah Nabi Daud bahwa mereka adalah malaikat yang diutus Alloh.
Berhari-hari, Nabi Dawud tobat, memohon ampun pada Alloh.
Satu ketika,
Karena musibah,
Suami dari wanita yang dicintai Daud tersebut wafat.
Cinta Daud padanya belumlah pupus.
Maka setelah tiba waktu yang tepat,
Daud meminangnya.
Sang Wanita bersedia asal dengan beberapa syarat.
Yang pertama,
Bahwa anak mereka haruslah laki-laki.
Yang kedua,
Anak mereka memiliki kekuasaan di dunia ini yang tidak ada bandingnya baik untuk manusia jaman dulu maupun manusia jaman mendatang.
Dan yang ketiga,
tidak ada yang mengalahkan kekayaannya baik bagi manusia jaman dulu maupun bagi manusia jaman mendatang.
Setelah memohon berbulan-bulan, barulah kemudian Alloh mengabulkan do’a Nabi Daud atas permintaan calon isterinya itu.
Begitulah,
Nabi Sulaiman kekuasaannya tidak ada yang menandingi.
Meliputi manusia, hewan dan jin.
Kekayaannya juga tak ada yang menandingi.
Legendanya,
Istana Sulaiman berlapis berlian dan emas serta batu-batu berharga lainnya.
Alkisah,
Di dalam dakwahnya,
Nabi Sulaiman mendengar bahwa di satu negri yang bernama Saba’,
Hiduplah seorang putri yang cantik jelita, terkenal atas kecerdikannya dan ia adalah Ratu pemimpin negri itu.
Konon ibunya adalah Putri Raja Jin dan ayahnya adalah Raja di sebuah negara manusia.
Nabi Sulaiman mengirim surat kepada Ratu itu,
“Bismillahirrohmanirrohim”
“Ala ta’lu alaya wa’tuni muslimin”
“Aku Nabi utusan Alloh, janganlah engkau menyembah matahari, melainkan sembahlah Alloh yang Maha Kaya dan Maha pencipta. Kekuasaannya meliputi seluruh makhluk”
Sang Ratu Bulqis tidak gegabah dalam menanggapi surat dari Raja Sulaiman. Ia juga sudah mendengar kekuasaan Nabi Sulaiman meliputi semuanya. Hewan dan jin pun tunduk padanya. Kekayaan kerajaannya mungkin tak ada bandingnya.
Ia memanggil para menterinya, mengajak mereka meeting.
“Para menteriku, ada Surat dari Raja Sulaiman. Ia tidak memaksa dan tidak mengancam kita. Ia meminta kita menyembah pada Tuhan Alloh. Tetapi kita tahu, seandainya kita menolak, segala kemungkinan juga bisa terjadi. Kekuatan perang kerajaan kita tak ada artinya dibanding kekuatan perang kerajaan Sulaiman. Kekuasaan kita tak ada artinya dibandingkan dengan kekuasaan Sulaiman.”
Para menteri saling mengeluarkan pendapat mereka.
Dari sisi sosial mereka sampaikan,
Dari sisi budaya mereka sampaikan,
Dari sisi militer mereka sampaikan,
Dari sisi keyakinan mereka sampaikan,
Dari sisi politik mereka sampaikan,
Dari sisi ekonomi mereka sampaikan,
Akhirnya, Ratu Bulqis sendiri menyampaikan pendapatnya,
Dari sisi kebenaran,
“Begini, akan kita lihat. Akan kukirimkan harta yang berlimpah-limpah kepada Raja Sulaiman. Kalau dia memang seorang utusan Tuhan, dia tidak akan mau menerimanya. Kalau dia seorang raja biasa, tentulah kiriman harta kita akan dianggap upeti dan akan diterimanya. Tidak itu saja, kita akan uji. Pembawa kekayaan yang berlimpah itu akan kita iringi dengan beberapa wanita dan pemuda yang cara pakaian mereka cara berjalan mereka dan semuanya kita didik, tetapi kita ubah. Yang laki-laki berpakaian wanita, yang wanita berpakaian laki-laki. Kalau dia memang seorang Nabi, tentulah tahu mana yang laki-laki sebenarnya dan mana yang bukan”.
Kalau memang Raja Sulaiman itu seorang Nabi, maka sungguh celaka kalau kita tidak mau mengikutinya. Tapi kalau ia seorang raja biasa, akan kita perangi”
Para menteri semua setuju, sepakat.
Begitulah dikirimnya serombongan orang laki-laki dan perempuan dan disertai harta kekayaan yang berlimpah-limpah dinaikkan ke baghal (sejenis keledai).
Sampai dihadapan Sulaiman, surat dari ratu Bulqis dibacanya :
“Yang mulia Raja Sulaiman, ini adalah separo kekayaan Bulqis, mohon diterima.
Dan yang kedua, kami ingin bertanya, dari kumpulan orang-orang yang membawa harta kekayaan ini, manakah yang laki-laki dan manakah yang perempuan ?”

Nabi Sulaiman menggerakkan tangannya mengisyaratkan pada prajuritnya agar mengembalikan harta kekayaan kiriman dari kerajaan Bulqis. Dan yang kedua, dimintanya dua golongan laki dan perempuan itu untuk mencuci muka mereka.
Inilah yang terlewatkan oleh Ratu Bulqis. Cara menyiram air ke muka antara wanita dan laki-laki berbeda. Nabi Sulaiman tersenyum dan kemudian menulis surat lagi.
“Bismillahirrohmanirrohim”
“Aku adalah Nabi Alloh, Alloh Maha Kaya dan telah mencukupiku dengan harta kekayaan yang berlebih. Biarlah harta kekayaan kiriman sang Ratu untuk kesejahteraan penduduk kerajaan sang Ratu. Dan diantara dua golongan yang membawa harta kekayaan ini, yang laki-laki sesungguhnya adalah orang-orang yang
memakai baju perempuan dan yang perempuan sesungguhya adalah yang memakai baju laki-laki”.

Kemudian dalam surat yang terpisah, Nabi Sulaiman menulis undangan untuk sang Ratu agar mau berkunjung ke kerajaan Sulaiman.
Setelah rombongan dari kerajaan Saba’ berangkat kembali, Raja Sulaiman mengumpulkan seluruh bala-nya, dari pihak hewan maupun dari pihak jin dan manusia. Salah seorang jin sempat memberikan info bahwa ratu Bulqis memiliki cacat yaitu betisnya seperti betis onta.
Nabi Sulaiman tidak berkomentar, kemudian berkata,
“Wahai para pegawai kerajaan, aku berkeinginan mengundang Ratu Bulqis ke sini. Siapakah yang sanggup membawakan singgasananya ke sini dalam waktu yang cepat ?”
Jin ifrit yang memiliki kesaktian level tertinggi di dunia perjin-an. Rajanya jin berkata,
“Ya Nabi Alloh, hamba sanggup mendatangkan singgasana sang Ratu bahkan sebelum Engkau beranjak dari singgasana ini”.
Seorang ahli kitab ? berkata,”Aku sanggup membawa sekarang, bahkan sebelum engkau berkedip”
Demikianlah, sekejap kemudian singgasana sang Ratu sudah berpindah ke kerajaan Sulaiman
Singgasana tersebut diberi warna sedikit berbeda. Kemudian diletakkan disuatu tempat yang jalan menuju singgasana itu dilapisi kaca yang dibawahnya diberi air. Sekilas, seolah genangan air.
Beberapa waktu berlalu, sang Ratu Bulqis yang sudah takluk pada kebenaran, sampai di kerajaan Sulaiman. Nabi Sulaiman bertanya, “tahukah engkau singgasana itu ?”, kata Nabi Sulaiman sambil menunjukkan tangan ke Singgasana di depan mereka.
“Sepertinya”, jawab sang Ratu.
Tampaklah kecerdikan, kewaspadaan, dan ketidak sembronoan sang Ratu.
Ia tidak menjawab “tidak” sebab ia merasa itu seperti singgasana miliknya, tetapi ia juga tidak menjawab “ia” sebab ada sedikit perbedaan dengan singgasana miliknya, yaitu warnanya.Kemudian Nabi Sulaiman mengajaknya berjalan menuju singgasana itu.
Ketika lewat di atas kaca yang seperti tampak genangan air, spontan sang ratu mengangkat sedikit kain bajunya yang dibawah, dan tampaklah betisnya yang indah dan sempurna. Tidak seperti yang diberitakan oleh jin sebelumnya.
Demikianlah, Nabi Sulaiman timbul kekaguman pada sang Ratu dan tumbuhlah rasa cinta, demikian pula dengan sang Ratu yang memang sudah takluk pada sang Nabi.
Beberapa waktu setelah persiapan, Nabi Sulaiman dan sang Ratu Bulqis dari kerajaan Saba’ melangsungkan pernikahannya.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 30, 2010 inci Kisah Nabi